Mohon tunggu...
Anastasia Satriyo
Anastasia Satriyo Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Magister Profesi Psikolog Klinis Anak yang gemar membaca, menonton dan menulis. \r\nMenyukai seni, sastra, bahasa, politik, budaya, pertumbuhkembangan anak dan manusia, serta segala segi kemanusiaan yang terdapat di dalamnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pacar dan Hari Perempuan Internasional 2016

9 Maret 2016   00:23 Diperbarui: 9 Maret 2016   00:35 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tapi dalam kondisi  boleh bercita-cita sebebas-bebasnya, terkadang belum apa-apa perempuan sendiri sudah membatasi dirinya. Hasil dari sosialisasi sejak kecil bahwa perempuan sebaiknya mengambil peran normative sebagai istri dan ibu. Tugas utama seorang perempuan katanya. Padahal perempuan juga manusia yang boleh dan berhak mengaktualisasikan diri serta memilih area yang ingin ia aktualisasikan.

Bright girls were quick to give up. The higher the IQ, the more likely they were to give up. Bright boys find the difficult material to be challenge. They found it energizing, they were more likely to redouble their effort.

 

There is a difference in how girls and boys approach challenge.

 

Women have been socialized to aspire to perfection and they are overly cautius

Instead of showing the progress that she made, she’d rather show nothing at all. Although she tried, she’d rather not to show it.

 

When a guy struggling with their assignment, they said, “Professor there are something with my code.” And the girl will say, “Professor there are something wrong with me”.

Perempuan lebih sering disosialisasikan sejak kecil untuk menggunakan internal locus of control dan laki-laki lebih sering disosialisasikan untuk menggunakan external locus of control.

Beberapa hari yang lalu, mbak asisten rumah tangga saya bertanya, “Kak, kenapa ya kalau ada perempuan yang mengalami kegagalan dalam hubungan dua kali, itu yang lebih sering disalahin perempuannya? Bukan laki-lakinya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun