Mohon tunggu...
Anastasia Satriyo
Anastasia Satriyo Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Magister Profesi Psikolog Klinis Anak yang gemar membaca, menonton dan menulis. \r\nMenyukai seni, sastra, bahasa, politik, budaya, pertumbuhkembangan anak dan manusia, serta segala segi kemanusiaan yang terdapat di dalamnya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Konser "Semesta Cinta": Ketika Sastra Ber-Cinta dengan Musik

14 Agustus 2011   11:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:47 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemahadayaan cinta ditampilkan secara sederhana melalui judul-judul lagu di konser dan album ini hanya terdiri dari satu kata yang merupakan elemen alam.

Waktu, ruang, cahaya, udara, kabut, tanah, air, batu, api, bayang, hati dan cinta.

Dipilih menjadi judul dari setiap lagu yang ada di “Semesta Cinta”

Deretan kata yang begitu puitik membuat saya tak langsung bisa menebak dan memahami ke mana arah lagu membawa saya sebagai pendengar. Kadang, di akhir lagu baru muncul pemahaman dalam diri saya, “Oh, maksudnya ini toh...” Bahkan ada lagu yang sampai akhir pun saya tak memahami penggambaran dan personifikasinya sebab begitu indah dan tinggi bahasanya. Namun semuanya sungguh memberi kenikmatan bagi saya.

Di tengah-tengah konser, Sitok Srengenge hadir membacakan langsung sebuah puisinya yang berjudul “Api”. Kemudian dilanjutkan dengan munculnya Agus Wisman dan Binu D. Sukaman menyanyikan lagu dengan judul yang sama. Ternyata puisi yang dibacakan maupun dinyanyikan sama-sama indah dan menarik.

Walaupun memiliki sisi keindahan yang berbeda, namun semuanya sama-sama mengisi jiwa dan batin saya.

Cinta yang mampu dimaknai melalui alam semesta, seyogyanya memampukan kita pula untuk mencintai alam dengan merawat dan menghargainya...

Pada akhirnya, di malam itu saya merasa tak hanya terhibur dengan suguhan konser musik yang begitu apik dan menarik. Tak hanya sebuah karya kreatif yang berangkat dari kecintaan Dian HP sendiri terhadap karya sastra dan suatu kolaborasi antara sastrawan dengan pemusik.

Lebih dari itu keseluruhan elemen pertunjukkan mampu membawa saya pada suatu kesadaran bahwa cinta begitu dalam dan dekat menyelusup ke berbagai elemen alam dan unsur kehidupan.

Bahwa kata dan kalimat dalam Bahasa Indonesia dapat begitu indahnya menggambarkan keindahan cinta di alam.

Bahwa proses seorang manusia memaknai cinta melalui alam, secara langsung maupun tidak langsung menyentuh pula kemahadayaan Sang Sumber Cinta itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun