Â
Oleh: Anastasia Salam dan Mario Richi
Â
Sebagian besar dari kita pasti sudah sering mendengar penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi di seluruh dunia. Menurut data dari World Health Organization (WHO), sebanyak 17.9 juta orang meninggal setiap harinya karena penyakit kardiovaskular / secara estimasi sebanyak 31% kematian yang terjadi di seluruh dunia (Koene et al. 2016; WHO 2022). Salah satu penyakit kardiovaskular yang umum terjadi adalah trombosis, yaitu penyakit kardiovaskular yang disebabkan karena adanya penyumbatan oleh fibrin secara berlebihan dalam pembuluh darah sehingga terjadi penggumpalan darah (Sharma et al. 2019). Selama ini, penanganan thrombosis yang paling umum adalah pemberian obat-obatan antitrombotik seperti obat anti platelet (umumnya aspirin) dan obat anti koagulan (umumnya heparin). Langkah penanganan medis berupa tindakan operasi juga dapat dilakukan. Akan tetapi, ketiga penanganan ini akan menyebabkan pasien menjadi sangat rentan terhadap resiko pendarahan (Kotb 2014).
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatnya kebutuhan akan obat-obatan antitrombotik, peneliti terus mengembangkan sumber baru zat-zat antitrombotik, salah satunya adalah penelitian terkait enzim fibrinolitik yang dianggap efektif dan telah terbukti baik secara in vitro maupun in vivo memberikan efek klinis sebagai antitrombotik. Enzim fibrinolitik yang telah menjadi produk komersial dalam bentuk suplemen makanan adalah enzim fibrinolitik yang diisolasi dari cacing tanah, yang bernama enzim lumbrokinase (Wang et al. 2018).
Eksplorasi enzim fibrinolitik dari bakteri menjadi sebuah minat penelitian yang menarik, karena asumsinya, bakteri akan lebih mudah dikultur, dirawat, dan ditingkatkan produksinya dalam skala yang lebih besar (Sharma et al. 2019). Selain itu, dengan ilmu bioteknologi, kultur yang mampu menghasilkan enzim fibrinolitik ini dapat ditingkatkan efisiensi produksinya dengan teknik modifikasi genetik (Yao et al. 2018). Berbagai enzim fibrinolitik dari bakteri telah ditemukan dan dikarakterisasi, seperti streptokinase, staphylokinase, serrapeptase, dan nattokinase (Sharma et al. 2021).
Tulisan ini dibuat untuk menambah wawasan pembaca mengenai mengapa enzim fibrinolitik dapat dimanfaatkan sebagai antitrombotik sampai dengan bagaimana enzim fibrinolitik dari bakteri bisa diproduksi serta teknologi apa saja yang hingga saat ini telah digunakan sehingga kedepannya enzim fibrinolitik dari bakteri ini dapat terus dikembangkan dan diproduksi secara komersial dalam skala industri.
Enzim Fibrinolitik dari Bakteri sebagai Anti Trombotik
Enzim fibrinolitik merupakan enzim protease yang mampu menghancurkan fibrin yang merupakan komponen protein utama bekuan darah yang terbentuk dari fibrinogen melalui proses fibrinolisis oleh trombin. Penghancuran fibrin oleh protease dengan cara mempercepat proses penghancuran fibrin maupun dengan mengubah plasminogen tidak aktif menjadi plasmin aktif sehingga bisa membuat pembuluh darah menjadi normal kembali. Organisme yang secara alami dapat menghasilkan enzim fibrinolitik adalah bakteri. Trombosis terutama disebabkan oleh akumulasi trombosit, fibrin, dan trombin, yang dapat menyebabkan pembentukan dan penyebaran plak aterosklerotik, sehingga agregasi fibrin pada pembuluh darah perlu dihancurkan.
Pengujian secara in vitro dan in vivo perlu dilakukan terhadap enzim fibrinolitik yang dihasilkan dari bakteri untuk membuktikan potensi enzim, membuktikan efektivitas klinis dan keamanan enzim sebagai antitrombosis. Uji in vitro merupakan uji yang dilakukan di laboratorium dengan prosedur uji dilakukan diluar organisme hidup, misalnya kultur sel; sementara uji in vivo merupakan uji yang dilakukan pada organisme hidup, misalnya pada hewan atau manusia. Kedua uji ini berfungsi untuk memahami mekanisme penyakit trombosis dan menilai potensi enzim fibrinolitik yang dihasilkan oleh bakteri untuk pencegahan dan penyembuhan komplikasi trombotik.
Pada uji in vitro dan in vivo yang telah dilakukan terhadap enzim fibrinolitik yang dihasilkan dari bakteri dan terbukti dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular (Sharma et al. 2015). Berikut merupakan beberapa enzim fibrinolitik yang dihasilkan oleh bakteri yang telah dikarakterisasi, terbukti aman dan memiliki aktivitas antitrombotik:
- Streptokinase