Mengutip wawancara BBC.com dengan direktur virtual consulting media dan internet di Jakarta yakni Nukman Lutfhie, konsumsi khalayak di Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 2 jam untuk mengakses informasi lewat internet, sementara hanya 34 menit dipakai untuk membaca koran. Nukman berkata pola membaca masyarakat Indonesia juga berubah.
Mereka tidak lagi mencari berita utama melainkan lebih kepada berita mengenai opini, sosok, ataupun tentang seorang tokoh karena menganggap berita utama tersebut merupakan kejadian yang telah lampau.
Hal tersebut dikarenakan kecepatan internet dalam menyebarkan dan kemudahan akses untuk mendapatkan berita atau infromasi tersebut, bahkan mengalahkan media massa terdahulu seperti televisi dan radio.
Kata Mindy McAdams tentang Jurnalisme Masa Depan
McAdams dalam tulisannya yang berjudul “Refinding Multimedia Journalism” banyak berbicara tentang salah satu bentuk jurnalisme masa depan yaitu bagaimana multimedia dapat bercerita kepada dunia.
Namun iya menyebutkan bahwa terdapat salah satu kebutuhan yang paling mendesak di tengah semakin eksisnya digitalisasi media saat ini khususnya dalam ranah storytelling yaitu keterampilan dalam multimedia baru. Dalam dinamikanya, kita tidak boleh melupakan bahwa produksi konten multimedia juga berbicara tentang pola pikir dan keterampilan.
McAdams membagikan beberapa pandangannya terkait dengan kiat seorang jurnalis yang hendak menjamah multimedia storytelling sebagai salah satu bentuk jurnalisme masa depan:
- Komplemen
Pengulangan merupakan hal yang tidak disarankan oleh McAdams. Pasalnya dalam multimedia storytelling terdapat berbagai jenis media di dalamnya yang saling berhubungan dan mempunyai ‘kekuatan’.
Idealnya masing-masing ‘kekuatan’ tersebut digunakan dengan lebih maksimal sehingga saling melengkapi informasi dalam suatu konten dan tidak melakukan pengulangan sehingga semakin banyak pula informasi baru yang khalayak dapatkan hanya dalam satu berita atau konten.
- Integrasi jenis media