Mark Deuze mengatakan bahwa hambatan terbesar bagi bertumbuhnya konvergensi media adalah sifat individualistis jurnalis. Masalah utama dalam konvergensi juga mencakup tentang bagaimana ruang berita online, cetak, maupun siaran, pemasaran, sampai editorial bisa saling memahami dan menetapkan keterampilan lintas disiplin untuk bekerja satu sama lain.
Lawrence-Journal World (dalam Deuze,2004) kali ini juga menitik beratkan pada perspektif pengguna dimana ia mengatakan “editor dan reporter harus belajar menempatkan audiens di atas ego mereka sendiri”.
Fleksibiltas juga merupakan poin penting yang harus ada dalam konvergensi media untuk terwujudnya jurnalisme multimedia mengingat adanya ‘tren’ terkait dengan kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi informasi, diantaranya tentang bagaimana kebiasaan masyarakat dalam membaca, menonton sesuatu, mendengarkan yang semuanya dilakukan secara multitasking.
Maka dari itu, kunci untuk memahami kompetensi budaya pengguna media atau bagaimana ‘tren’ yang dilakukan oleh pengguna media saat ini diantaranya mencoba memahami preferensi ritual mereka yang sangat senang bersandar dan mengkonsumsi segala yang ditawarkan oleh media massa melalui saluran yang ada, serta memahami pula kemauan dan kemampuan mereka yang mulai terlibat aktif dalam sebuah konten.
Perspektif Teknologi dan Organisasi
Bicara soal multimedia, salah satu cara pandang ini juga tidak boleh luput. Perspektif teknologi dan organisasi sejatinya berbicara tentang bagaimana orang-orang media bekerja, dan bagaimana mereka dapat bekerja. Semacam pembahasan tentang teknis pelaksanaan mulai dari bagaimana sebuah organisasi media berpegang pada suatu teknik produksi, sampai dalam ranah konvergensi organsasi di dalamnya yang membahas tentang bagaimana sinergi antar bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu media.
David Campbell : Visual Storytelling dan Perjalanan Akses Informasi
Tak jauh berbeda, David Campbell juga menjabarkan tentang bagaimana revolusi digital telah menjadi sesuatu yang berkembang serta memunculkan adanya sebutan ‘multimedia’. Pada bagian awal bukunya yang berjudul “Visual Storytelling in the Age of Post-Industrial Journalism”, Campbell memaparkan pengertian multimedia yang pada intinya tak jauh berbeda dengan pemaparan Deuze di awal.