Saat tinggal napas yang tersisa,
jiwaku berpaling penuh hanya kepada Allah.
Tak ada lagi yang bisa kulakukan,
selain menyelaraskan napasku dengan irama kehidupan.
Orang bilang aku berada di ujung tanduk derita.
Mereka tidak mengerti...
Belum pernah sepenuh itu aku bahagia,
dapat seutuhnya menyerah ke dalam Cinta.
Namun bila memang demikian,
mengapa sampai kini aku masih suka mencari-cari penghiburan?
Ataukah bukan itu masalahnya,
Melainkan nafsuku akan kemurnian yang menghakimi di luar batas kewajaran?
Saat ini,
aku merasakan bukan hanya napas yang ada padaku,
tapi juga tinggi hati yang perlahan merunduk malu,
dan tetap boleh berada di dalam Cinta.
Itu selalu.***(eL)
Bandung, 11 November 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI