Ia lalu berdoa dan bertanya kepada Tuhan.
Ia jujur mengakui hatinya yang bulat-bulat tidak mau mengasihi mereka sekarang.
Ia bertanya, apa yang sebaiknya ia lakukan.
Selama beberapa waktu, ia terdiam.
Dalam diam, imajinya bergerak.
Ia berada di ruangan konseling, sebagai seorang konselor.
Di hadapannya, duduklah sang kakak.
Ia tersenyum penuh kasih menerima keadaan diri kakak secara apa adanya.
Sikap konselor membuat kakak turut menerima dirinya utuh.
Kakak tersenyum.
Batu es di hatinya mencair.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!