Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Belajar Melayani

22 September 2024   08:58 Diperbarui: 22 September 2024   09:17 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: inspiration.org)

Maukah saya melepaskan genggaman rasa keberatan untuk menjadi yang terakhir dan pelayan dari semua? Mau.

Kapankah saya bisa dan mau melepaskannya? Sekarang.

Dialog batin dengan metode Sedona di atas nyata meringankan berat hati. Residu rasa berat yang masih ada baiklah digeser ke arah telapak tangan yang terbuka melalui gerakan napas teratur, hingga terasa ada rambatan energi halus pada telapak tangan.

Rambatan energi halus tersebut merupakan energi kejadian yang dikasih oleh kehidupan untuk saya alami sekarang. Maukah saya menerimanya? Kedua telapak tangan baik dikatupkan sambil hati menyatakan untuk menerima rahmat energi kejadian yang dikasih kehidupan sekarang ini.

Rasa yang sudah melunak dan bergetar selaras mengikuti bentuk cipta pun menjadi energi untuk melakukan karsa. Bagaimanakah praktik menjadi yang terakhir dan pelayan dari semua?

Berikut ini beberapa alternatif "jalan menuju Roma":

  • Menahan dorongan untuk bicara, dan memilih untuk menyimak
  • Memenuhi kebutuhan secara mandiri daripada menuntut dilayani orang lain
  • Menawarkan bantuan dan dukungan kepada orang yang merasa kesusahan
  • Mengapresiasi orang lain dan melepaskan keinginan dijunjung tinggi
  • Berterima kasih atas pujian dan mempersembahkannya hanya kepada Sang Maha Terpuji
  • Stop bersaing dengan pasangan dan saudara sekandung di rumah
  • Berhenti berlari meningkatkan kesuksesan pribadi untuk menunggu rekan yang tertatih-tatih mengikuti di belakang
  • Dst.

Berilah kami rezeki untuk belajar melayani pada hari ini.***(eL)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun