Di tengah beraktivitas dengan penuh semangat
Di tengah semua alur kejadian yang terasa benar
Muncul rasa takut salah yang menghentikan langkah
Apakah ini sudah sesuai?
Atau lebih tepat melakukan hal lain yang lebih prioritas?
Berhenti sejenak membuat diri pun tersadar
Rasa takut salah ini masih ada, meski situasi nyata sedang baik-baik saja
Apakah percakapan batin di atas pernah dialami juga oleh Pembaca? Di mana situasi yang ada di depan mata bersifat netral, namun pikiran kita kemudian menginterpretasikannya secara khusus? Misalnya melihat remaja yang berjalan sambil melompat-lompat, lalu hati merasa deg-degan karena khawatir remaja itu jatuh atau tertubruk sesuatu?
Dalam psikologi, hal ini dikenal sebagai persepsi, yaitu interpretasi pribadi terhadap kejadian yang dialami. Persepsi dapat bersifat obyektif, seperti menamai benda langit yang bersinar hangat sebagai matahari; ataupun subyektif, seperti menilai hangatnya sinar mentari sebagai hal yang disukai/tidak.
Persepsi objektif biasanya berasal dari pengetahuan yang dipelajari bersama, sementara persepsi subyektif  dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dari individu yang bersangkutan. Maka kembali pada dialog pikiran dan pertanyaan di atas, hal tersebut merupakan persepsi subyektif, yang dapat digunakan sebagai alarm untuk merenung sejenak: "Maukah saya memeluk rasa takut salah seperti seorang ibu memeluk anaknya yang ketakutan?"
Konon, emosi yang dipeluk hanya memerlukan waktu selama 90 detik untuk hadir utuh, sebelum kemudian leluasa pamit pergi. Namun yang seringkali terjadi adalah banyak orang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa melepaskan emosi dan memori tertentu. Mengapa demikian?