Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rahmat

7 Agustus 2024   09:29 Diperbarui: 7 Agustus 2024   09:29 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Napas (Sumber: i.pinimg/pinterest)

Udara bebas tersedia berlimpah

Menghidupi segenap makhluk secara cuma-cuma

Tanpa diminta terus setia menjadi anugerah

Baca juga: Menghitung Rahmat

Sampai akhir hayat memenuhi manusia dengan rahmat

Maka berbahagialah orang yang mensyukuri nikmat

Situasi apapun ditekuninya sebagai berkat

Baca juga: Senandung Jiwa

Pun berbahagialah juga mereka yang terjerat penat

Belas kasihNya nyata saat napas... pelan... menghela... berat....***  

Baca juga: The Power of Telur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun