Tak gendong ke mana-mana
Tak gendong ke mana- mana
Enak donk, mantep donk
Daripada kamu naik pesawat kedinginan
Mendingan tak gendong to
Enak to, mantep to
Ayo... Ke mana?
(Mbah Surip)
Lirik lagu Mbah Surip di atas sifatnya sederhana.
Ini membuat lagunya mudah untuk saya nyanyikan secara berulang-ulang.
Rasanya seperti berzikir saja.
Hmmm... karya kreatif Mbah Surip yang bercitarasa spiritual ini mengingatkan saya pada sebuah puisi lawas dari Margaret Fishback bertajuk Footprints.
Puisi tersebut mengisahkan tentang seorang anak yang merasa ditinggalkan oleh bapaknya.
Perasaan ini muncul ketika ia melihat hanya ada satu pasang jejak kaki miliknya, dan tidak menemukan jejak kaki sang bapak.
Sampai akhirnya ia sadar, bahwasanya ia sedang digendong pada pundak bapaknya.
Oleh karena itulah, ia hanya melihat satu pasang jejak kaki saja, yaitu milik bapaknya.
Dalam agama Katolik, Tuhan disapa dengan panggilan Allah Bapa.
Sungguh Tuhan maha penyayang! Seperti seorang bapak yang menggendong anaknya ke mana-mana.
Anaknya yang lumpuh, akibat terbelenggu oleh ketakutan dan ketidakpercayaannya sendiri, sehingga terus saja mencari-cari yang tidak ada, dan lalai menghidupi yang ada.
Padahal, daripada mati-matian memaksakan diri untuk bisa naik pesawat namun terus nanti kedinginan, bukankah lebih baik menikmati rahmat digendong bapak pada saat sekarang?
Tak gendong ke mana- mana
Tak gendong ke mana- mana
Enak donk, mantep donk
Daripada kamu naik busway, kesasar
Mendingan tak gendong to
Enak to, mantep to
Ayo... Ke mana?
(Mbah Surip)
Buat saya, lagu Tak Gendong-nya Mbah Surip itu... lagu awam dengan rasa spiritual!***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H