Dari pemberitaan, saya mengetahui bahwa di era digitalisasi, telah tersedia aplikasi AI/Artificial Intelligence untuk mempermudah penyelesaian tugas manusia, termasuk dalam menghasilkan karya tulis.
Namun semua itu masih terasa asing bagi saya. Mungkin karena usia saya yang menjelang setengah abad, sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk mencernanya.
Atau, bisa jadi, semua itu hanya ngiangan kata, karena saya belum punya pengalaman berinteraksi langsung dalam menggunakannya.Â
Sampai suatu hari, seorang kolega menginisiasi zoom meeting untuk berbagi pengalaman praktis dalam menggunakan aplikasi Gemini. Seraya beliau bercerita dan share screen mengenai cara menggunakan aplikasi Gemini, saya pun membuka tab kedua untuk turut langsung mempraktikkannya.
Ternyata sangatlah mudah. Kalau dituliskan SOPnya, hanya terdiri dari 2-5 langkah, seperti  di bawah ini:
1. Search kata Gemini di google chrome. Atau klik titik sembilan di pojok kanan atas, cari dan kliklah fitur Gemini berikon bintang. Maka akan tampak tampilan layar serupa ini:
2. Pada bagian "enter a prompt here" di baris paling bawah, masukkanlah perintah yang Anda ingin untuk Gemini lakukan. Misalnya, saya copy kutipan kalimat dari https://www.kompasiana.com/topic/jaga-sendiri-data-pribadi-emangnya-mau-ke-siapa-lagi berikut:
"Yuk, berbagi tips, trik, hingga pengalaman terkait menjaga keamanan data pribadi di internet maupun di media sosial."
3. Dan, simsalabim! Keluarlah hasil sebuah artikel terlampir:
4. Bila dari hasil baca Anda pada langkah ketiga, Anda nilai sudah cukup sesuai, Anda tinggal copy-paste untuk Anda gunakan. Ingatlah selalu untuk mencantumkan keterangan pustaka, sebagai bentuk perilaku respek terhadap sumber pencipta. Misalnya, Anda dapat berterus terang  bahwa karya tulis Anda seluruhnya merupakan hasil kerja dari aplikasi Gemini.
- Atau bila menurut penilaian Anda, rasanya perlu diolah lagi, Anda dapat lanjut mengolahnya, baik melalui "enter a prompt" selanjutnya, editing mandiri, ataupun kombinasi dari keduanya.
Sangat praktis dan membantu bukan?!
Jujurly, saya merasa antusias, ketika pertama kali mencobanya. Sekaligus juga kemudian merasa dongkol, ketika memeriksa tugas mahasiswa yang copy paste sembarangan, tanpa mencantumkan sumber pustaka, maupun tidak rapi dalam editing-nya. "Teganya Anda memberi saya hasil kerja asal-asalan sementara saya memeriksanya dengan perhatian penuh?!"
Setelah gejolak emosi tersebut di atas reda, yang terangkat ke permukaan adalah intisari kejadian, bahwasanya tersedia tools untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja manusia.
Mungkin dulu kalkulator diremehkan, namun sekarang lumrahlah menyelesaikan perhitungan angka dengan menggunakannya. Tak perlu munafik, ketika saya berada di posisi pengguna AI, yang saya rasakan adalah antusiasme belaka, tanpa kedongkolan ikut mencemarinya.
Bahkan, saya merasa terbantu, ketika Gemini menyampaikan ide-ide yang tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya. Mungkin para mahasiswa juga dapat mengalami pembelajaran bilamana mereka menggunakan Gemini sebagai asisten kerja, bukan justru diperbudak oleh kemudahannya.
Terima kasih Semesta yang membawaku berkenalan dengan Gemini, dengan segala romansa dag-dig-dug-nya.***
