Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menata Waktu Liburan

7 April 2024   15:41 Diperbarui: 7 April 2024   15:54 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: heartscontentfarmhouse.com)

Pada setiap tahun, libur hari raya Idul Fitri di Indonesia termasuk rentang kedua terpanjang setelah libur tahun ajaran baru. Kesempatan untuk bebas tugas lama ini tentunya disambut dengan hati sukacita.

Meskipun demikian, terselip juga rasa bingung dan gelisah, seperti tak tentu arah, terutama bagi orang yang tidak punya agenda tertentu.

Bahkan bagi sebagian orang yang sudah menetapkan satu sampai tiga target khusus pun, ada kalanya rasa tidak nyaman masih tetap muncul. Ibarat berdiri di dua kaki. Sebelah kanan ingin maju ke depan untuk menyelesaikan target yang diniatkan, sementara sebelah kiri menarik niat mundur ke belakang untuk leyeh-leyeh beristirahat. Alhasil perasaan jadi ambruk di tempat nggak keruan.

Termasuk saya! Hehehehe... Oleh karena itulah, diary ini saya buat, yaitu untuk mengolah emosi dan menyiapkan diri menjalani liburan seminggu ke depan melalui tulisan.

 

Bila ditelusuri, perasaan negatif ini sesungguhnya adalah akibat dari tidak adanya satu keputusan tertentu yang betul-betul 100% sesuai keinginan. Maka untuk mengatasinya, seseorang perlu berusaha untuk merumuskan keinginannya, mempertimbangkan beberapa alternatif yang tersedia, lalu tegas menentukan pilihannya.

Bagaimana Caranya Merumuskan Keinginan?

Langkah pertama yang biasanya dilakukan orang adalah dengan cara menyusun daftar keinginan. Ia bisa secara bebas menuliskan poin-poin apa saja yang disukai. Atau bila tidak tahu apa yang disukai, ia bisa juga mendaftar apa saja yang tidak disukainya.

Baca juga: Bersiap-siap

Langkah kedua adalah menseleksi daftar. Apa yang sudah pasti diinginkan/tidak diinginkan bisa di-stabilo. Sementara alternatif yang masih dirasa bimbang sebaiknya langsung dicoret saja dari daftar.

Langkah kedua ini bersifat tentatif. Bisa saja seseorang sudah langsung melakukannya pada langkah pertama, di mana ia tidak menuliskan poin yang dirasakannya tidak mutlak, sehingga ia hanya mendaftar yang dinilainya sudah pasti-pasti saja.

Langkah terakhir adalah menyimpulkan apa yang sesungguhnya diinginkan.

Berikut ini adalah salah satu contoh penerapannya.

Saya ingin

Saya tidak ingin

  • Lebih dekat dengan keluarga
  • Tetap produktif dan bermanfaat
  • Rileks
  • Segar bugar
  • Menyadari keberadaan
  • Sia-sia
  • Tidak nyaman

Yang saya inginkan adalah:

adanya waktu untuk diam agar bisa rileks dan menyadari keberadaan; memastikan semua tugas selesai; berkegiatan bersama anggota keluarga; beraktivitas fisik.   

Yang saya tidak inginkan adalah:

tidak sadar menolak dan melarikan diri dari kebutuhan yang perlu dipenuhi di depan mata.  

 

Bagaimana Mempertimbangkan Beberapa Alternatif yang Tersedia?

Sama seperti tadi, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menyusun daftar, kali ini berisi kumpulan poin-poin kegiatan apa saja yang bisa dilakukan untuk memenuhi keinginan dan memastikan nihilnya yang tidak dinginkan.

Langkah kedua adalah menakar nilai akumulatif (mau, perlu, mampu) dari setiap alternatif yang terkumpul. Caranya antara lain dengan memberikan skor 1-10, menuliskan plus-minusnya, dsb. Misalnya sebagai berikut:

  • Diam 30 menit saat bangun dan sebelum tidur (skor: 6)
  • Berhenti aktivitas dan menikmati napas panjang setiap adzan (skor: 7)
  • Membaca dan menulis (skor: 7)
  • Buat satu-tiga target utama untuk satu periode liburan (skor: 9)
  • Tetapkan satu sasaran pencapaian per hari (skor: 8)
  • Susun to do list harian (skor: 8)
  • Hiking minimal berdua (skor: 7)
  • Nonton film bersama (skor: 7)
  • Snacking bareng (skor: 9)
  • Menari bebas ikuti irama musik (skor: 7)
  • Berkebun (skor: 7)
  • Pekerjaan rumah tangga (skor: 8)

Bagaimana Tegas Menentukan Pilihan?

Setelah melalui proses merumuskan keinginan dan mempertimbangkan beberapa alternatif yang tersedia, sesungguhnya energi terasa mulai mengerucut pada pilihan spesifik. Untuk menegaskannya, apa yang sudah mengerucut itu sebaiknya dirangkum secara eksplisit. Misalnya:

Target utama libur hari raya Idul Fitri tahun 2024 adalah beraktivitas bersama anggota keluarga setiap hari, serta mencabut rumput dan meringkas isi lemari baju semua penghuni. Yang mau, perlu, dan mampu saya lakukan setiap hari selama liburan kali ini adalah:

  • Bangun tidur, lalu duduk diam di teras belakang selama 15 menit
  • Sambil minum kopi, menetapkan satu sasaran dan membuat to do list harian
  • Menyiapkan sarapan istimewa yang bisa mengumpulkan anggota keluarga di satu meja
  • Diskusi pembagian tugas rumah tangga
  • Waktu bebas individual usai makan siang (saya menyelesaikan PR kantor/membaca/menulis)
  • Hiking/berkebun/menari bebas/gosok-gosok tubuh sore hari
  • Nonton film dan snacking bareng usai makan malam
  • Duduk diam selama 15 menit di kursi teras
  • Disiplin berhenti aktivitas dan duduk/rebahan menikmati napas panjang setiap adzan

 

Salam Penutup

 

Terima kasih banyak untuk Pembaca yang berkenan singgah. Mohon maaf untuk rasa tidak nyaman yang muncul akibat diary ini. Semoga ada setitik sari yang bisa dinikmati. Selamat berlibur!***  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun