Cukup tidur membuat tubuhku siap bangun.
Niat memenuhi kebutuhan keluarga memercik asaku tuk bergiat.
Aroma kopi dan panggang roti menghangatkan celoteh pagi.
Senyum-senyum kecil pun lahir mengawali hari.
Aku siap bahagia.
Namun keluh kesah ternyata masih ada.
Menarikku tuk duduk dulu sejenak diam.
Sabar menunggu sabit syukur menuju purnama.
Selama menunggu, kunikmati sensasi yang disuguhkan indera.
Kukuruyuk ayam milik tetangga, musik radio di rumah, dan derum kendaraan dari kejauhan.
Manik-manik hangat mentari bersatu dengan sepoi angin pagi.
Biru langit membentang luas dengan benang halus laba-laba di pepohonan menghias.
Di tengah semuanya ini...
Aku ada sekarang...
Merasakan hadir...
Pun terhubung...
Maka purnamalah syukur.
Mengalirlah kuat energi.
Siaplah aku kini.
Melangkahlah nan pasti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H