Pertama, kenali reaksi emosi. Misalnya, saat menghadapi situasi aneh tadi, di mana penulis tidak dapat langsung menemukan jawaban atas pertanyaan rutin, sehingga jadi terhambat dalam aktivitas. Penulis merasa tidak enak. Dan sedang mencari-cari cara terbaik yang rasanya nyaman untuk dijalankan. Ini alarm. Ada reaksi emosi negatif. Perlu melipir ke pinggir. Berhenti dulu. Lebih baik matikan sebentar kendaraan sistem pertahanan diri.
Kedua, koneksikan ke tubuh. Perasaan ini... adanya di tubuh bagian mana? Pindai rasa tubuh. Adakan bagian tertentu yang memunculkan rasa tidak nyaman? Coba tekan lembut dan pelan bagian tubuh itu. Apakah terasa sakit? Misalnya, penulis merasa agak pegal di pinggang kanan belakang. Waktu dipencet sedikit, rasanya agak nyeri.
Di dalam peta emosi tubuh, rasa tidak nyaman di pinggang kanan belakang terkait dengan emosi khawatir akan segala sesuatu (titik no. 13 pada gambar).
Apakah betul, emosi khawatir itu ada? Tanpa berpikir panjang, penulis langsung bisa mengiyakan. Rupanya, penulis terlalu mengkhawatirkan segala sesuatu. Termasuk yang tidak perlu dikhawatirkan. Seperti kekhawatiran merasakan tidak nyaman dalam menjalankan aktivitas menjawab tanggungan pagi ini. Hehehehe....
Ketiga, terima penuh! Beri waktu sejenak untuk mengikuti keinginan. Lepaskan penghakiman.
Meskipun penulis tahu, bahwa yang sedang terjadi adalah ketakutan merasa tidak nyaman, dan ketakutan ini tidak beralasan, sehingga seharusnya tidak usah diikuti; namun penulis sekaligus sadar, bahwa pola ini masih kerap terjadi. Bisa terulang lagi nanti. Still happening, my friend. My unfinished business. Toh pagi ini waktunya luang. Memungkinkan untuk meninjau ke dalam diri sejenak. Tidak harus terburu-buru langsung memulai aktivitas.
Maka penulis memilih jujur mengikuti rengekan hati. Untuk menulis terlebih dahulu. Sebelum berolah raga menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
Hal ini membuat penulis merasa senang. Menemukan kenyataan diri yang sedang mengkhawatirkan segala sesuatu. Lucu juga rasanya. Seperti ibu yang tersenyum memeluk anaknya. Memaklumi kekhawatiran anak yang tidak perlu. Membolehkannya ada. Tanpa nasihat percuma. Anak pun menjadi tenang secara nyata. Kekhawatirannya sirna.
Apakah pembaca ingin merasa senang? Coba lakukan ketiga hal tersebut di atas. Kenali reaksi emosi. Koneksikan ke tubuh. Dan terima penuh. Semoga berkah!*** Â Â
Â