Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bank Indonesia Melayani Sistem Pembayaran ASEAN (Insya Allah Dunia)

19 Juni 2023   15:52 Diperbarui: 19 Juni 2023   15:59 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sujud syukur guru selalu hanya kepadaNya!      

"Terima kasih, anak-anak.

Semangat kalian membuat belajar bersama kita asyiknya semakin tanak!

Sebelum saya melanjutkan cerita,

Apakah barusan ada yang sudah menelusuri internet dan menemukan jawabnya?"

"Guru, aku mau coba melanjutkan cerita! Terima kasih untuk kesempatannya, Guru dan kawan-kawanku.

Jadi, dulu, uang diterbitkan oleh masing-masing pemilik bank. Nominalnya harus ditulis lebih dahulu sesuai kebutuhan, dan nominalnya tidak terbatas. Hal ini membuat nilai uang tidak pasti, karena tidak langsung tertera. Nilainya pun hanya dijamin oleh bank yang mengeluarkan, sehingga waktu bank itu bangkrut, uang nasabahnya pun hangus.

Maka berdirilah bank sentral, yang menerbitkan uang dengan nominal sudah tertera, dan nilainya dijamin oleh pemerintah. Dengan begitu, iklim kepastian terbangun, nyata sesuai dengan kebutuhan, dan oleh karenanya didukung oleh segenap warga.

Pada waktu perang dunia I, ekonomi Amerika Serikat adalah yang terkuat, sehingga dapat meluncurkan pinjaman kepada banyak negara, termasuk negara-negara maju. Cadangan emas Amerika Serikat juga yang terbesar, di mana pada masa itu, emas berfungsi sebagai simpanan utama dari negara-negara maju. Dua kekuatan ini mendorong lahirnya kesepakatan di antara negara-negara maju, untuk menjadikan mata uang dolar Amerika Serikat sebagai nilai tukar bersama."

"Wah... wah... wah...

Kebutuhan utama di balik riwayat uang itu adalah membantu manusia merasa aman untuk rebah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun