Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar?

4 Mei 2023   22:36 Diperbarui: 4 Mei 2023   22:43 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Canva: Erik_Karits; Desain: Levianti

Apa yang dimaksud dengan semarak merdeka belajar?

Semarak artinya seri, cahaya, kemuliaan, kemegahan, keelokan, dan perhiasan (https://kbbi.web.id/semarak). Merdeka artinya bebas, berdiri sendiri, tidak terkena / lepas dari tuntutan, tidak terikat, tidak bergantung, leluasa (https://kbbi.web.id/merdeka). 

Belajar artinya berlatih, berubah perilaku dan tanggapan oleh karena pengalaman, ataupun berusaha memperoleh ilmu -- kepandaian (https://kbbi.web.id/ajar dalam Levianti, 2023). 

Dengan demikian, semarak merdeka belajar dapat kita pahami sebagai kemuliaan yang terlahir dari kemandirian seseorang dalam menempa dirinya untuk tumbuh berkembang sampai mahir.  

 

Siapa yang bertanggung jawab dalam semarak merdeka belajar?

Dari makna katanya, terlihat dengan jelas, bahwa pelaku utama dalam menciptakan kemuliaan dengan cara mandiri menempa diri adalah individu itu sendiri. Seseorang yang mengalami semarak merdeka belajar akan menempatkan lingkungan sebagai sistem dukungan, bukan sebagai penanggung jawab.     

Semarak merdeka belajar itu kapan dan di mana?

Menurut Bunjamin (2019, dalam Levianti 2022), perilaku manusia pada umumnya didorong oleh libidonya. Libido terdiri dari target perilaku, maupun usaha untuk mewujudkanya. Bukankah setiap tindakan kita mengandung kedua aspek libido ini, yaitu: keinginan, dan aktivitas memenuhi keinginan? Termasuk merdeka belajar (semu), di mana kita seolah-olah sudah belajar secara merdeka, namun tidak sadar bahwa sesungguhnya kita sedang didikte oleh libido (hasrat untuk sukses, dan lain-lain)?

Keinginan adalah sifat alamiah manusia, sebagai penggerak perilakunya (Lastra, dalam Levianti, 2022). Namun keinginan yang terlalu besar / tidak dikendalikan, justru akan menimbulkan penderitaan. 

Bagaimana memberdayakan keinginan, tanpa diperbudak oleh keinginan? Manusia perlu melakukan aktivitas kerja mengikuti keinginan, hanya saja manusia sebaiknya tidak terikat pada keinginan akan hasilnya. 

Baca juga: Nyebrang

Dalam hal merdeka belajar, kita perlu menyadari keinginan kuat yang menggerakkan kita untuk terus berlatih sampai mahir, sehingga cengkeraman keinginan mengendur, serta fokus kita tidak terpaku pada nafsu pribadi dan ngoyo menghalalkan segala cara untuk memenuhinya.

Kapan dan di mana kita dapat mengalami kondisi lepas bebas atau merdeka? Menurut para penggiat kesadaran (dari berbagai sumber), manusia itu merdeka manakala ia menyadari keberadaannya di tempatnya saat ini pada saat sekarang. Istilahnya adalah here and now. 

Semarak merdeka belajar terjadi saat kita menikmati dan merayakan aktivitas belajar yang sedang dilakoni, bukannya terombang-ambing antara pengalaman masa lalu dan harapan masa depan.

Mengapa semarak merdeka belajar?

Mengapa tidak?! Saat manusia hidup secara here and now, ia tidak terikat pada kumpulan pengetahuannya. Alih-alih langsung menilai secara sepihak atau menghakimi (berlaku sebagai hakim - https://kbbi.web.id/hakim), ia menaruh hormat dengan penuh pada situasi yang ada di hadapannya, sehingga mengalami hal-hal baru meskipun yang dihadapinya adalah situasi rutin. 

Rasa ingin tahunya adekuat mendorong ia untuk mengeksplorasi hal yang menarik minat dan selaras dengan bakatnya. Ketika menghadapi rintangan, ia tidak terpaku pada target, sehingga tidak frustasi dan tidak menjadi agresif bersikeras memaksakan diri (tidak ngoyo). 

Sebaliknya, ia tetap menaruh hormat dan percaya. Ia bersedia sabar menjalani proses tumbuh kembang, tanpa melekat pada standar keinginan. Hasilnya nyata memuai melampaui standar pribadinya semula. Semarak merdeka belajar!

Menurut Kabat - Zinn (1990, dalam Levianti, 2022), fenomena ini disebut intervensi berbasis kesadaran, di mana seseorang mengalami proses perubahan secara mengalir alamiah melalui 7 prinsip kesadaran: stop menghakimi, menerima, pembelajar, stop ngoyo, sabar, percaya, dan melepaskan. Levianti (2022) menyebutnya secara akronim "Stop-men-pem, Stop-bar-ya-pas" sebagai 7 jurus jitu untuk berubah.  

Bagaimana cara untuk semarakkan merdeka belajar?

Individu yang mengalami semarak merdeka belajar akan menjadi magnet. Ia menginspirasi orang lain di sekitarnya untuk bersedia menjawab tanggungan, bahkan mau mengambil tanggung jawab lebih juga sebagai sumber bagi lingkungannya. 

Satu pribadi yang semarak merdeka belajar akan menggerakkan pribadi lain, demikian seterusnya, gerakan bersama ini bergulir semakin menyemarakkan merdeka belajar seperti efek bola salju yang menggelinding. Mari, kita mawas diri beraksi menyemarakkan merdeka belajar!***

Daftar Pustaka

(semua diakses pada tanggal 4 Mei 2023, dan diurutkan berdasarkan penempatannya dalam tulisan)

https://www.kompasiana.com/anastasialevianti0271/6450f28508a8b566f65e2462/gemar-belajar-enneagram

https://proaktif.kail.or.id/2022/08/pikir-transformasi-masyarakat/

https://proaktif.kail.or.id/2022/04/tips-jurus-jitu-untuk-berubah/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun