Ketiga, kita bentangkan lebar-lebar kaca jendela pertama (jendela terbuka), dengan cara bertanya: "Informasi apa yang sama-sama diketahui oleh saya dan pembaca?" Misalnya, saya suka menulis refleksi, dan selalu berusaha menulis dengan sungguh-sungguh. Â Â
Terakhir, kita eksplorasi kaca jendela keempat (jendela tak dikenal), dengan cara bertanya: "Apa yang belum terkuak?" Misalnya, dari ragam alternatif tema yang berserakan di depan mata, ide mana yang saat ini paling kuat dasar realitanya untuk direfleksikan intisarinya? Â Â
What's next?
Refleksi diri dengan menggunakan teknik Jendela Johari tersebut biasanya melahirkan solusi kreatif. Namun untuk permasalahan berat, seperti sulit memaafkan dan konflik bertahun-tahun, tetap saja mengandung rasa pesimis apakah solusi kreatif tersebut betul-betul sanggup kita tindaklanjuti.
Pada saat demikian, kita sebaiknya tidak memaksakan diri. Kita layak beristirahat setelah memeras otak. Menurut Wallas (1926, dalam Solso-MacLin-Maclin, 2005), proses kreativitas dimulai dengan tahap preparasi (perilaku mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah, entah itu dengan belajar, berpikir, mencari jawaban, bertanya, dan lain sebagainya), dan dilanjutkan dengan tahap inkubasi (masa pengalihan, di mana individu tidak melakukan pemecahan masalah secara langsung, melainkan betul-betul berjeda atau istirahat, setelah ia berusaha total pada tahap sebelumnya).
Bukankah proses refleksi Jendela Johari dapat menjadi preparasi yang memadai dalam konteks penyelesaian masalah berat? Berdasarkan pengalaman praktik pribadi, ketika penulis beristirahat dan tidak memaksakan diri untuk optimis menindaklanjuti ide solutif (karena sejujurnya masih tersisa rasa pesimis), sungguh kemudian terbuka kesempatan untuk melaksanakan ide solutif itu secara mengalir. Pesimis pun beralih menjadi optimis secara alami. Seperti kata Wallas, setelah inkubasi, tahap selanjutnya adalah iluminasi (perasaan tercerahkan). Optimisme dan perasaan tercerahkan mendorong penyelesaian solusi kreatif secara tuntas (tahap verifikasi). Â Â Â
Epilog
Ini kali ketiga penulis menggunakan teknik Jendela Johari untuk menemukan solusi kreatif. Ketiganya berpola sama, yaitu dimulai dari jendela tersembunyi, jendela buta, jendela terbuka, dan terakhir jendela tak dikenal. Perlu penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi urutan tersebut.
Penulis berharap, Anda dapat turut menemukan solusi kreatif saat mempraktikkan teknik Jendela Johari dengan pola urutan itu, dalam permasalahan apapun. Misalnya, untuk mengidentifikasi topik spesifik dari tema umum "Berkonten Ria Bersama IndiHome"; menemukan strategi marketing jitu untuk internet provider atau penyedia jasa internet https://indihome.co.id/ ; merumuskan teknik lompatan transformatif untuk mewujudkan purpose-visi-misi dari PT Telkom Indonesia; dan lain sebagainya. Cerita hasil praktik Anda pada kolom komentar akan membantu penulis untuk meneliti lebih lanjut dan memvalidasi urutan pola Jendela Johari dalam melahirkan solusi kreatif.
Daftar Pustaka