Perkembangan Jurnalisme Multimedia di Era 2000-an
Pada tahun 2000an, secara perlahan media koorporasi mulai terbentuk di Indonesia.
Tahun 2000an, petinggi agensi media tidak hanya berasal dari jurnalis melainkan berasal dari petinggi negara atau petinggi perusahaan yang memiliki modal yang sangat besar.
Hal ini tentunya mengingat modal yang dibutuhkan untuk membuat media koorporasi jauh lebih besar.
Melihat semakin ketatnya persaingat antar agensi media di pasar Indonesia, tidak sedikit media-media baru atau media kelompok yang terusir dan bangkrut seperti Lipposhop.com, Kopitime, bahkan pada era 2000-an Tempo, DeTIK dan Kompas harus  mem-PHK beberapa karyawan mereka karena persaingan dan krisis ekonomi.
Namun euforia ini menjadi cikal bakal persaingan antar beberapa media besar di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan SDM yang mereka miliki.
Beberapa agensi media gencar untuk melakukan promosi seperti iklan banner, parnership, iklan di website online dan bekerja sama dengan operator RBT Indosat.
Pada era ini juga tumbuh istilah news agregator, news agregator merupakan kemampuan komputer dan teknologi untuk memberikan rekomendasi berita yang lebih cepat.
Agregator mengurangi waktu dan tenaga untuk mengecek secara reguler untuk informasi. Dengan mengikuti/subscibe kepada satu agensi, aggregator akan mengecek kebiasaan pengguna untuk memberikan rekomendasi seperti video, gambar, artikel yang sekiranya sesuai dengan pemakainya.
Kesimpulan