Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rasaku Rasamu

26 September 2022   14:30 Diperbarui: 26 September 2022   14:42 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Madun Digital dari Pixabay 

Bandung adalah salah satu kota yang memiliki udara sejuk. Beberapa daerah dapat dijadikan sebagai perkebunan kopi. Salah satunya adalah perkebunan kopi di daerah pegunungan Malabar.

Pegunungan Malabar terletak di daerah Pangalengan, Bandung Selatan. Di sana pohon kopi bisa mencapai ribuan dan ditanam di atas tanah yang luas, sekitar 17.000 hektar. Salah satunya adalah Java Preanger Coffee. Selain perkebunan kopi, daerah Pangalengan juga terkenal dengan perkebunan tehnya.

Beberapa orang lelaki yang bekerja sebagai petani kopi, duduk berdekatan di atas mobil jenis offroad terbuka berwarna hitam. Mereka semua menuju perkebunan kopi arabika untuk memulai bekerja. Mobil itu menelusur jalanan kecil menanjak menuju ketinggian puncak gunung yang sedikit rusak dan becek.

Baca juga: Hening

Di sisi kanan dan kiri terdapat hamparan perkebunan teh yang hijau dan indah. Para pemetik teh terlihat sudah akan memulai memetik pucuk daun teh dengan menggendong keranjang besar di punggung mereka.

Posisi duduk yang saling berdekatan di atas mobil offroad terbuka pun membuat suhu tubuh mereka menjadi hangat. Maklum, suhu udara pagi di daerah Pangalengan terbilang dingin. Turunnya kabut tipis menambah suasana alam ciptaan Tuhan itu betul-betul sangat indah. Mentari pagi yang menerobos kabut semakin mempercantik jagat raya bagian Bandung Selatan ini.

Aji, manager produksi pengolahan kopi arabika Java Preanger Coffee, duduk di balik setir mobil offroad itu. Ia memang baik hati, setiap hari ia rela berangkat pagi-pagi dan memperbolehkan para pekerja di perkebunan kopi sekaligus juga di pabrik kopi untuk menumpang di mobilnya.

Baca juga: Secangkir Kopi

Hari ini banyak sekali kopi yang sudah harus dipanen dan sebagian lagi harus dijemur dan dipisahkan kualiatasnya dari high quality, premium, dan komersil. Oleh karenanya, Aji berangkat lebih pagi sekaligus memberi tumpangan gratis kepada para pekerja di perkebunan kopi Malabar.

Selain itu, hari ini akan ada liputan tentang perkebunan kopi Java Preanger Coffee dari salah stasiun televisi ternama, jadi Aji harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Namun, di pojok hati terdalamnya, ia menyimpan sesuatu yang orang lain tak pernah tahu. Ia selalu menyembunyikan hal itu di balik kebaikan hatinya dan juga kerja kerasnya memimpin bagian produksi Java Preanger Coffee yang sudah menembus skala internasional ini.

Baca juga: Primbon Ibu

++++++++

Laras tertawa riang seraya matanya menikmati dengan leluasa panorama alam dataran tinggi Pangalengan. Kepalanya menyembul keluar jendela mobil  yang ditumpanginya bersama tim reporter dan video jurnalis.

Sekitar 15 menit lagi Laras akan sampai di Java Preanger Coffee. Laras juga sekaligus akan meliput proses pengolahan kopi mulai dari biji yang telah dikeringkan hingga cara roasting yang benar hingga siap diseduh air panas.

Sejauh mata memandang panorama indah dan berusaha tertawa ceria, tetap saja ada rasa sepi yang mengisi relung hati Laras, ia tak mampu menghempaskannya ke gunung, laut, hutan, bahkan ke langit sekalipun. Justru, di tempat dengan pemandangan indah seperti inilah, ia semakin menyadari bahwa tawanya hanyalah sebuah kepalsuan belaka.

++++++++

Selepas liputan bersama tim tentang pengolahan kopi arabika, Laras mengunjungi waduk buatan yang letaknya cukup dekat dengan tempat produksi dan berakhir dengan mengunjungi puncak Gunung Artapela yang merupakan bagian dari pegunungan Malabar. Ia berdiri di tengah savana yang luas, merentangkan tangannya, berputar pelan seraya menghirup udara yang dari waktu ke waktu tetap segar.

 "Aku suka sekali dengan aroma savana, apalagi jika aromanya dihirup setelah hujan turun. Rasanya damai dan menenangkan. Seperti ingin cepat kembali pulang setelah hati ini lelah berpetualang." Laras berbicara dalam hatinya.

++++++++

"Dari kecil, kamu suka sekali dengan hamparan savana yang luas ini. Apalagi jika hujan telah mengguyurnya. Kamu selalu suka merentangkan tanganmu seperti itu sambil menarik napas dalam-dalam. Senyum mengembang di bibirmu manis sekali. Laras, apakah kamu bahagia bertemu kembali denganku? Mungkinkah sekarang kamu merasa kesepian tanpaku? Sama halnya denganku yang sangat kesepian tanpa hari-hari bersamamu seperti dulu." Aji bergumam sendiri, sementara matanya terus menatap apa yang dilakukan Laras sekarang.

Laras tidak tahu jika Aji telah mengikutinya sedari tadi. Laras juga tidak tahu jika pertemuannya dengan Aji saat liputan di Java Preanger Coffee telah membuat hati Aji semakin merasa sepi. Pertemuan dua sahabat kecil yang tidak pernah mereka sangka-sangka sebelumya. Pertemuan dua orang yang saling menyimpan rindu.  Entah kapan mereka berdua akan saling mengungkap rasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun