Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rasaku Rasamu

26 September 2022   14:30 Diperbarui: 26 September 2022   14:42 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Madun Digital dari Pixabay 

Sekitar 15 menit lagi Laras akan sampai di Java Preanger Coffee. Laras juga sekaligus akan meliput proses pengolahan kopi mulai dari biji yang telah dikeringkan hingga cara roasting yang benar hingga siap diseduh air panas.

Sejauh mata memandang panorama indah dan berusaha tertawa ceria, tetap saja ada rasa sepi yang mengisi relung hati Laras, ia tak mampu menghempaskannya ke gunung, laut, hutan, bahkan ke langit sekalipun. Justru, di tempat dengan pemandangan indah seperti inilah, ia semakin menyadari bahwa tawanya hanyalah sebuah kepalsuan belaka.

++++++++

Selepas liputan bersama tim tentang pengolahan kopi arabika, Laras mengunjungi waduk buatan yang letaknya cukup dekat dengan tempat produksi dan berakhir dengan mengunjungi puncak Gunung Artapela yang merupakan bagian dari pegunungan Malabar. Ia berdiri di tengah savana yang luas, merentangkan tangannya, berputar pelan seraya menghirup udara yang dari waktu ke waktu tetap segar.

 "Aku suka sekali dengan aroma savana, apalagi jika aromanya dihirup setelah hujan turun. Rasanya damai dan menenangkan. Seperti ingin cepat kembali pulang setelah hati ini lelah berpetualang." Laras berbicara dalam hatinya.

++++++++

"Dari kecil, kamu suka sekali dengan hamparan savana yang luas ini. Apalagi jika hujan telah mengguyurnya. Kamu selalu suka merentangkan tanganmu seperti itu sambil menarik napas dalam-dalam. Senyum mengembang di bibirmu manis sekali. Laras, apakah kamu bahagia bertemu kembali denganku? Mungkinkah sekarang kamu merasa kesepian tanpaku? Sama halnya denganku yang sangat kesepian tanpa hari-hari bersamamu seperti dulu." Aji bergumam sendiri, sementara matanya terus menatap apa yang dilakukan Laras sekarang.

Laras tidak tahu jika Aji telah mengikutinya sedari tadi. Laras juga tidak tahu jika pertemuannya dengan Aji saat liputan di Java Preanger Coffee telah membuat hati Aji semakin merasa sepi. Pertemuan dua sahabat kecil yang tidak pernah mereka sangka-sangka sebelumya. Pertemuan dua orang yang saling menyimpan rindu.  Entah kapan mereka berdua akan saling mengungkap rasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun