Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Ilalang

2 Juli 2022   20:29 Diperbarui: 2 Juli 2022   20:32 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh S. Hermann & F. Richter dari Pixabay 

Setelan jas berwarna hitam dengan kemeja putih di bagian dalam membuat Bas terlihat begitu tampan. Di kamar sebuah villa dengan arsitektur unik, ia mematut dirinya di depan sebuah cermin. Walaupun postur tubuhnya tidak terlalu proporsional namun itu tidak mengurangi ketampanannya. Jika berat badannya ditambah lagi beberapa kilogram, pasti akan terlihat jauh lebih sempurna. Sepatu kulit baru dengan sentuhan desain modern betul-betul membuatnya seperti pangeran muda yang siap menjadi raja sehari. Semesta tersenyum memerhatikan penampilannya hari ini. Begitu pun lelaki dengan sepasang mata jernih, turut merasakan momen bahagia ini.

Di kamar sebelahnya lagi tampak wanita mungil sedang didandani layaknya seorang putri. Gaun pengantin berwarna putih dengan rancangan sendiri tampak sangat elegan. Tidak banyak hiasan atau manik-manik bling-bling pada gaunnya itu. Tampak sederhana membalut tubuh mungil Lea. Senyum bahagia terus menghiasi bibirnya, terlebih saat MUA menambah blush on berwarna pink natural di wajahnya. Begitu pun senyum lelaki dengan sepasang mata jernih itu, takjub melihat kecantikan Lea hari ini.

Beralih ke lantai bagian bawah yang luas, seluruh keluarga besar dari kedua belah pihak pun tengah bersiap-siap berdandan untuk segera menjadi saksi pernikahan mereka berdua. Semua tidak ingin datang terlambat. Mereka berlomba ingin menempati tempat duduk dengan spot terbaik. Tentu saja supaya bisa memotret pengantin dengan jelas kemudian menguploadnya di media sosial.

Baca juga: Bintang Jatuh

Bas dan Lea akan menikah di sebuah gereja pilihan mereka berdua. Gereja tempat di mana mereka berdua sering beribadah dan berdoa bersama. Di pojok ruangan gereja, lelaki dengan sepasang mata jernih turut mengatupkan tangan, memejamkan mata, dan berdoa untuk kebahagiaan Bas dan Lea.

******

"Bayar, Neng!" Kondektur bis kota menagih ongkos pada salah satu penumpang berseragam putih abu-abu. "Dompet saya ketinggalan, Bang. Boleh nggak ngutang dulu?" tutur Lea sedikit takut dan pastinya malu. Sepasang mata di bangku sebrang memerhatikan seraya tersenyum, hatinya tergelitik dengan kekonyolan gadis yang sekarang tampak kebingungan karena nggak bisa bayar ongkos bis kota.

"Ini, Bang, untuk 2 orang, ya! Saya dan dia," tangan Bas mengulurkan beberapa lembar uang dua ribuan kepada kondektur bis kota yang sedang ditumpanginya.

Lea menoleh ke arah Bas dan tersenyum, lalu berkata, "Terima kasih, ya! Nanti aku pasti ganti uangmu kalau seandainya semesta mempertemukan kita lagi." Semburat merah di pipi tak bisa disembunyikan oleh Lea.

******

"Rupanya semesta memang menakdirkan mereka sering berjumpa. Diawali pertemuan di sebuah bis kota, jalan-jalan berdua menikmati hujan, sampai akhirnya sebentar lagi mereka akan mengikat janji setia di hadapan Tuhan dan seluruh keluarga. 

Sungguh luar biasa, semesta!

Menjaga cinta mereka dari usia putih abu-abu, dari emosi yang masih labil, sampai kemudian sama-sama berproses untuk  mampu menerima segala kekurangan masing-masing. Utuh dan saling melengkapi. Mereka memang layak untuk dipersatukan."

Begitulah isi hati lelaki dengan sepasang mata jernih seraya menyandarkan punggungnya di pojok kursi ruangan gereja. Ia pun menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum geli.

******

Lelaki dengan sepasang mata jernih terus memotret Bas dan Lea. Pose-pose outdoor yang diarahkannya sangat indah. Mereka berada di antara ilalang yang tertiup angin sepoi sehingga daunnya saling bersentuhan. Hal itu menambah indahnya latar foto pre wedding yang diintipnya dari balik lensa kamera.

Selain pemotretan, momen ini pun sekaligus digunakan untuk beberapa adegan yang akan dijadikan video klip pre wedding Bas dan Lea.

"Oke, rolling, kamera, action!" Lelaki dengan sepasang mata jernih memandu Bas dan Lea.

"Mau berapa kalipun ilalang itu dibakar, ia akan tetap tumbuh. Jika ada badai, ia tidak akan tumbang, dan jika ia kering kemudian dibingkai, harganya bernilai tinggi. Sama seperti cinta kita berdua."

Itulah barisan kata indah yang diucapkan oleh Bas dalam salah satu adegan video klip pre wedding mereka berdua yang diakhiri dengan kata cut sang sutradara sekaligus fotografer bermata jernih itu.

Kali ini lelaki dengan sepasang mata jernih itu menatap Bas dengan raut wajah yang lebih serius dari biasanya. "Sudah waktunya kamu pulang, Bas. Percayalah, di sana tempatmu jauh lebih indah. Sudah sekian tahun berlalu. Sudah terlalu lama kamu tidak tentu arah seperti ini. Sadarilah. Mau sampai kapan kamu terkungkung dalam sebuah kenangan dan keinginan? Aku sudah lelah mengikuti keinginanmu. Sekarang sudah saatnya kamu masuk melalui sebuah pintu yang akan aku bukakan dengan sangat mudah."

"Lea telah mengirimkan doa-doa indahnya untuk kamu sehingga jalan yang akan kamu lalui sekarang jauh lebih terang. Percayalah dengan janjiku ini. Di sana kamu akan mengakar lebih kuat seperti ilalang itu."

Lelaki bermata jernih mengulurkan tangannya, membimbing Bas menuju sebuah jalan yang cahayanya sangat terang, menuju pintu berwarna emas yang seketika itu terbuka. Semua orang yang ada di dalamnya menggunakan baju berwarna putih bersih, menyambut Bas dengan tepuk tangan dan sorak sorai.

******

Tahun 2030

"Ini makam siapa, Ma?" Ketika Lea baru akan menjawab pertanyaan Mika putri semata wayangnya itu, lelaki di sebelah Lea segera menjawabnya, "Ini makam teman papa dan mama. "Sudah lama ya, Pa?" Mika menatap wajah papanya menanti sebuah jawaban. Koko yang merupakan sahabat Bas sekaligus suami Lea menjawab, "Iya, Nak. Saat itu kami sama-sama masih duduk di bangku SMA."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun