Mohon tunggu...
Anastashia Tyas
Anastashia Tyas Mohon Tunggu... -

~Apakah aku diberikan kesempatan mengenal dan bersama dengan anak-anak untuk diajar atau belajar dari mereka?~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Acha, Perempuan Cantik yang Tersakiti...

24 Juni 2012   15:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:35 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Acha pernah mencintai seorang lelaki, sangat mencintai. Ia tahu, ia cantik. Maka ia tak pernah mau menyia-nyiakan lelaki yang dicintainya. Ia benar-benar memberikan seluruh hati dan perasaan nya itu. Ia pun sangat senang ketika sang lelaki memberikan nya sebuah cincin di jari manis nya. Terukir nama mereka berdua disana. Mereka pun sudah memiliki angan tentang masa depan mereka.4 tahun kebersamaan Acha dengan kekasihnya. Betapa bahagia nya, aku tahu itu. Aku tahu dari binar matanya ketika ia menceritakan hal ini.

Tapi sinar matanya terluka ketika ia menceritakan hal selanjutnya. Lelaki yang ia cintai teramat dalam itu pergi meninggalkannya. Pergi bersama dengan sahabat Acha, yang juga sahabat mereka.

Aku tau Acha terluka. Amat sangat terluka. Namun ini lah proses penyembuhan luka Acha, walaupun terkesan tidak baik. Ia membiarkan lelaki-lelaki yang menaruh hati padanya mengejar nya. Hal itu membuat Acha perlahan bangkit dari tangis nya. Ia tahu ia masih di ingini banyak lelaki di sekelilingnya, namun ia juga tahu, ia tak membuka hatinya untuk lelaki mana pun. (mungkin) untuk saat ini. Maka Acha begitu menikmati proses ini, proses aneh yang ternyata meremehkan kaum ku. Tapi aku maklum, karena aku mengerti Acha. Mengerti akan senyum terluka nya itu.

~Acha, Perempuan cantik yang tersakiti.. ~

Bintaro, 24 Juni 2012

dari curahan hati seorang sahabat yang namanya harus disamarkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun