Mohon tunggu...
KompasiAnas Rivai
KompasiAnas Rivai Mohon Tunggu... -

Warga Negara Indonesia yang sangat biasa, suka marketingan, sambil belajar menulis dengan komputer tua yang suka hang jg lemot koneksinya, kalo pas lagi mood suka nulis di blog Renjanahati, My Blogpost dan Distributor Bio Alkaline Bandung

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Perempuan

14 Agustus 2010   17:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa kagumku mengirakan perasaan tanpa batas Saat menatap rona paras perempuan yang menyiratkan kejernihan, kedamaian dan keikhlasan hati menjalani detik-detik sang kala Kesalutan dan rasa nuraga tiada cukup mengulas kesempurnaannya Dipahat dari lembut tanah kesejatian dan dilukis dari pena lentik surga Kedalam raganya desah nafas Tuhan ditiupkan Seharum aroma sekuntum mawar yang lagi mekar Kehalusan pekerti dan hangat tutur sapa tersematkan dalam kesahajaan yang terangkum mulia difirmanNya Kaulah manifestasi keindahan sebenar - benarnya yang Tuhan hadirkan di semesta ini Dengan mahkota keanggunan yang tersulami butiran-butiran embun berkemilauan disepanjang masa Kepadamu wahai perempuan... Berikanlah seulas senyum terindahmu dengan ketulusan kasihmu sehingga 'kan menjadi hiasan mimpi lelapku di malam ini Kau sambutlah lambaian tanganku di bawah sayap-sayap cintamu lalu ciumlah hati dengan merengkuh erat jiwaku ditelaga diri nan suci yang setia mengalirkan air kewelasasihanmu Berikanlah sekerjap kenangan termesramu, agar dapat aku rasakan kehangatan bibirmu menyentuh nurani yang telah terenggut tirani-tirani hati Karena (kelak) kau adalah persandingan diri keabadianku Dengarlah senandung merdu merayu suara-suara pemujamu yang berharap kau menjadi permaisuri ruang kalbu dan menginginimu menyemaikan tanamamannya tumbuh di rahimmu lalu tertuai menjadi anak-anak sejarah peradaban manusia yang mengerti bahwa dari perempuanlah (saat ini) ia bisa berdiri dilembah-lembah harapan Karena (kelak) kau adalah pengantin keintimanku selama-lamanya Kau fahamilah, demi rasaku untuk lebih takzim kepada kaummu selayak takzimku kepada perempuan yang telah memerantakanku berkenan menghirup udara negeri ini Riasilah diri dengan kecantikan jiwa, hati dan nurani yang mampu mempesonakan pemujamu Kau buatlah Tuhan yang bersemayam di 'Arasy tersenyum dengan selalu merunut jalan keridhaanNya dimana kehidupan memeluk kebahagiaan Karena sesungguhnya hati yang damai serta jiwa yang tenang selalu ada didalam kebenaran, cerminan cinta kasih sang pencipta Dan kepadamu wahai perempuan... Dengan mengatasnamakan cinta ku berdo'a Semoga kau selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa, terlimpahi rahmat dan hidayahNya, dengan karunia yang tak terhingga Paras wajahmu tak akan pernah lagi terpulas kemuraman, namun dihiasi pelangi-pelangi jiwa yang rindu manisnya hidup dalam nikmat sebuah kesedaruman, antara kau dan pemujamu Semoga jagad ini menjadi silau dengan pancaran cahayamu yang tiada berpulang Karena di taman puspa nirwana, kaulah bulan dan bintang mengungkapkan mata hatimu Repost from my blog  Renjanahati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun