Juni Tahun yang lalu, Saya berkesempatan mengunjungi Pulau Maratua di Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Perjalanan menuju Pulau ini sekitar 1 jam dengan Speed Boat dari Pulau Derawan. Harga sewa Speed Boat saat itu sebesar Rp. 5 Juta yangbisa dinaiki sekitar 5-8 Orang untuk PP. Selama perjalanan menuju kesana Speed Boat kami diikuti oleh lumba-lumba yang mengejar kami. Suasana itu begitu menakjubkan. Kecamatan Maratua berada deretan pulau kecil dan merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia yang terletak di Selat Sulawesi dan berbatasan dengan negara Malaysia dan Filipina.
Pulau Maratua terdiri dari pulau utama dengan nama Maratua dan gugusan pulau-pulau kecil di dalam teluknya seperti Pulau Sidau, Pulau Semut, Pulau Andongabu, Pulau Sangalan, Pulau Bulingisan, Pulau Nisakoh, pulau Bakungan, Pulau Nunukandan Gosong pasir serta Pulau Pabahanan. Kondisi geografis Pulau Maratua memiliki bentuk yang unik. Bentuknya seperti huruf ‘U’ terbalik. Kontur dari pulau ini landaidan ditumbuhi dengan berbagai vegetasi.
Kecamatan Maratua terdiri dari empat kampung, yaitu Kampung Tanjung Harapan Bohe bukut,Teluk Alulu, Bohesilian, dan Payung Payung. Sedangkan yang menjadi pusatpemerintahan Kecamatan Maratua terletak di Kampung Teluk Harapan atau Bohebukut. Suku yang bermukim di Maratua adalah mayoritas suku Bajo yangkebanyakan bermata pencaharian sebagai nelayan. Suku pendatang juga berasaldari Sulawesi yaitu Suku Bugis. Kami berencana menginap di salah satu kampung tersebutdan bercengkerama dengan warga disana dengan tarif Rp. 300.000
Setelah perjalanan kurang lebih 1 jam, akhirnya kami sampai di Pulau Maratua dan terlihat banyak turis sedang berjemur di kursi-kursi depan Resort yang ada. Saat itu sang surya masih terik, sehingga kami beristirahat di dalam restoran sambil menikmati kuliner sea food yang sangat nikmat. Pelan-pelan waktu berlalu, dan mulai lah sang surya tenggelam.
Saat itu Jam menunjukkan pukul 17.00 Wita, kami berlomba-lomba mengabadikan proses tenggelamnya matahari. Begitu menakjubkan sambil berucap “subhanallah begitu indahnya Negriku”. Saya sempat berjumpa dengan wisatawan dari Jakarta (Yang Bekerja di Luar Negri), Seorang Ibu yang sudah cukup berumur bercerita, bahwa sudah lebih dari 100 negara yangdikunjungi, tapi Indonesia adalah Surga Wisata Dunia.
Alhamdulilah saya beruntung, bisa menikmati kesempurnaan tenggelamnya sang surya karena tidak ada awan gelap yang menutupi bulatnya sang matahari. Inilah sunset terbaik di Indonesia yang pernah saya nikmati. Suasana Romantis dan deburan ombak yang mulai meyapu seiring air laut yang pasang menawarkan sensasi yang berbeda, dan bener-benar romantis. Dengan menyebut Asmamu Ya Allah, berharap suatu saat saya bisa kembali kesana membawa keluarga besarku.
AnaSopanah, Malang, 18 Juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H