Komunikasi memainkan peran vital dalam kehidupan manusia, memfasilitasi pertukaran ide, informasi, dan nilai nilai antar individu dan kelompok. Dalam Islam, komunikasi lebih dari sekedar pertukaran informasi melainkan manifestasi dari nilai nilai moral dan etika yang di ajarakan dalam Al-Quran. Dengan seiring berkembangnya zaman teknologi digital, media sosial telah menjadi sarana utama untuk berkomunikasi, tetapi sering kali disalahgunakan untuk menyebarkan kebencian, fitnah, dan sampai ke penistaan agama. Hari ini saya akan mengkaji prinsip-prinsip komunikasi dalam Al-Quran, peran media sosial dalam komunikasi islam serta fenomena penistaan aga dan kekerasan atas nama agama tentunya dari perspektif kajian islam.
Prinsip Komunikasi dalam Al-Quran
Al-Quran memberikan pedoman konferhensif mengenai bagaimana komunikasi seharusnya dilakukan. Prisnsip ini mencakup kejujuran, etika, kesopanan, dan kebaikan. Salah satu ayat yang menyoroti pentingnya menjaga kesopanan dalam komunikasi adalah Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 11
"Wahai orang orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain. Boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan janganlah pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita lain, boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok). Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertaubat, mereka itulah orang-orang zalim."
Tentu ayat ini menekankan larangan untuk kita kaum muslim untuk tidak mengolok-olok atau menggunakan panggilan yang merendakan sesama manusia, hal ini juga sangat relevan dalam konteks interaksi di media sosial saat ini. Dalam islam sudah sangat di perjelas larangan untuk kita mengolok-olok atau menggunakan panggilan yang merendahkan orang lain.
Selain itu, Al-Quran juga menekankan pentingnya komunikasi yang jujur dan benar. Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 42
"Dan jangankah kamu mencampuradukan kebenaran dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya."
Pada ayat ini, allah memberikan memberikan larangan kepada Bani Israil untuk tidak mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan. Dan janganlah kamu, wahai Bani Israil, campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dengan memasukkan apa yang bukan firman Allah ke dalam Kitab Taurat, dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran firman-firman Allah seperti berita akan datangnya Nabi Muhammad, sedangkan kamu mengetahuinya. Orang-orang Yahudi menyembunyikan berita tentang kedatangan Nabi Muhammad yang termaktub di dalam Taurat dengan maksud untuk menghalangi manusia beriman kepadanya.
Dan juga pada ayat ini mengajrkan bahwa kebenaran harus diutamakan dalam setiap bentuk komunikasi. Kejujuran dan transparasi adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan menghindari konflik yang tidak perlu.
Peran Media Sosial dalam Komunikasi Islam
Media sosial telah menjadi alat yang sangat efektif untuk menyebarkan informasi dan membangun jaringan sosial. Namun, kebebasan berekspresi di media sosial sering kali tidak diiringi dengan rasa tanggung jawab, sehingga menyebabkan penyebaran kebencian dan fitnah.