Mohon tunggu...
Anas Fathoni
Anas Fathoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS KH. AKHMAD SHIDDIQ JEMBER

Tidak ada proses yang mudah untuk tujuan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Etika dalam Produksi, Perspektif Ekonomi Islam

16 Oktober 2024   18:10 Diperbarui: 16 Oktober 2024   18:25 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Etika produksi adalah elemen terpenting dalam sistem dan proses ekonomi. Karena dalam produksi mengatur apa saja yang boleh diproduksi dan bagaimana masyarakat dapat menggunakan etika produksi untuk memenuhi kebutuhannya. Saya rasa inilah masalah yang dihadapi umat Islam saat ini ketika mereka dihadapkan pada sistem ekonomi modern yang tidak bernilai dan berbentuk sosialisme dan kapitalisme.

Konsep Etika Produksi

Secara etimologis etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti adat istiadat atau watak moral. Etika biasanya berkaitan erat  dengan istilah moral. Istilah moralnya adalah  "Mos" (Latin) dan bentuk jamaknya adalah "Mores". Artinya cara hidup dan kebiasaan seseorang dengan berbuat baik dan menghindari berbagai perbuatan buruk.

 Moral dan etika mempunyai pengertian yang hampir  sama, namun dalam kehidupan sehari-hari, etika digunakan untuk menilai tindakan, dan etika digunakan untuk mempertimbangkan penerapan suatu nilai.

 Istilah lain yang mirip dengan etika adalah Shila (Sansekerta). Hal ini cenderung menekankan pada aturan (sira), prinsip dan landasan hidup  yang lebih baik. Arti Moralitas (Arab) adalah moralitas dan arti Etika adalah ilmu tentang moralitas. Dalam ini, etika dianggap sebagai cabang filsafat yang secara khusus mengkaji nilai-nilai buruk dan baik dari perilaku manusia (Zubair, 1995).

Prinsip etika dalam berproduksi yang harus dipatuhi seluruh umat Islam, baik secara kelompok ataupun individu, adalah mengacu pada apapun yang dibolehkan dan dibatasi oleh Allah. Namun, banyak juga jiwa yang cenderung tidak puas dengan hal ini. Dengan kata lain, ternyata jiwa manusia mempunyai kecenderungan menyimpang dari hukum Allah dan tergiur dengan hal-hal yang dilarang. 

Dijelaskan juga bahwa orang yang melanggar hukum Allah dianggap sebagai produsen yang tidak adil. Produsen dalam sistem ekonomi tradisional pada dasarnya tidak mengetahui istilah haram dan halal, dan tugas utama mereka adalah memuaskan hasrat melalui akumulasi kekayaan, uang, dan keuntungan. Orang cenderung tidak peduli apakah yang mereka ciptakan buruk atau baik,  berbahaya atau bermanfaat.

Produksi adalah hasil usaha manusia dan mengacu pada penciptaan barang dari sesuatu yang belum ada, tetapi produksi adalah penciptaan barang, baik jasa maupun barang, sehingga mempunyai sifat yang memungkinkan kehidupan manusia mengembangkan bahan alami. Menurut definisi lain, produksi adalah segala usaha manusia untuk menghasilkan suatu benda atau meningkatkan kegunaannya.

 Oleh karena itu, jasa ataupun barang mencakup segala kegiatan dan upaya untuk meningkatkan kegunaannya, seperti perdagangan, petani, dan lain-lain. Kebutuhan akan layanan dan barang ini tidak terbatas pada ketersediaan.

 Tujuan Kurangnya kesesuaian antar kebutuhan menimbulkan permasalahan bagi manusia: bagaimana manusia memuaskan kebutuhannya, jasa dan barang yang jumlahnya tidak terbatas.

Berdasarkan pernyataan ini, pengertian produksi tidak terbatas pada penciptaan kegunaan barang-barang. Dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, produksi adalah bidang yang harus dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun