Mohon tunggu...
Ahmad Anas Fajarul
Ahmad Anas Fajarul Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Menyukai Kajian Sejarah, Filsafat, Sastra, dan Ilmu-Ilmu sosial

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menanti Sang Ratu Adil 2024?

15 Juli 2023   09:00 Diperbarui: 15 Juli 2023   09:09 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2024 akan menjadi panggung adu orasi para golongan priyayi Indonesia untuk bermunculan ke permukaan publik dalam rangka memberikan dan menyampaikan gagasan berupa janji kepada rakyat. Pastinya, rakyat menginginkan sebuah pemimpin yang dapat mensejahterakan rakyatnya bukan pemimpin yang hanya mementingkan  diri sendiri dan kelompoknya. Kondisi sosial-politik, sosial-ekonomi, dan sosial budaya yang tidak menguntungkan ke masyarakat kecil membawa sebuah harapan munculnya sosok ratu adil yang bisa mengayomi rakyat. 

Pada dasarnya istilah Ratu Adil bukanlah suatu yang baru. Namun, hal tersebut sesuatu yang sudah mengakar dalam kepercayaan budaya masyarakat Jawa bahwa akan muncul sosok Ratu Adil. Harapan kedatangan ratu adil di Indonesia melekat setiap pemilihan sosok pemimpin Indonesia. Hal tersebut bisa kita lihat dari kemunculan sosok Soekarno, Soeharto, Abdurahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Jokowi yang pada mula-mulanya menjadi tumpuan harapan rakyat Indonesia dan dipercaya akan membawa perubahan bagi Indonesia ke arah yang lebih baik.

Istilah Ratu Adil sendiri diartikan sebagai seseorang pemimpin yang memiliki jabatan atau kekuasaan dan melaksanakan tanggungjawabnya sebagai pemimpin secara adil serta memiliki kekuatan moral, spiritual, dan supranatural. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa Ratu Adil ialah sosok manusia atau pemimpin yang terpilih yang memilki hubungan khusus dengan Tuhan, sehingga dibayangkan sebagai seseorang yang taat beribadah dan memiliki sifat bijaksanana, cakap, sabar, dan mampu menyelamatkan rakyatnya dari malapetaka. Menurut Sartono Kartodirdjo dalam bukunya A. Setyo Wibowo yang berjudul Ratu Adil: Kuasa & Pemberontakan di Nusantara, wacana tentang Ratu Adil merupakan pencarian solusi yang bersifat "restoratif, redemtif (penyelamatan), nativistis, atau milenaristis.

Didalam tradisi Jawa sosok Ratu Adil selalu dikaitkan dengan ramalan Prabu Jayabaya  (Raja Kerajaan Kediri) dan Pujangga Ronggowarsito. Dalam ramalan Prabu Jayabaya dan Ranggawarsito memberikan keterangan bahwa akan ada suatu zaman yang dimana akan muncul sosok Ratu Adil yang membawa kesejahteraan. Secara historis kemunculan Ratu Adil  dalam tradisi Jawa telah muncul berbagai gerakan keagamaan  yang dipicu oleh keadaan. 

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sartono Kartodirdjo dan Sindhunata, kemuncunlan sosok Pangeran Diponogoro, HOS. Cokroaminoto dan Ir. Soekarno dianggap sebagai sosok Ratu Adil sehingga dalam gerakannya mendapatkan dukungan yang luar biasa dari rakyat. Dengan demikian fenomena gerakan keinginan munculnya ratu Adil merupakan akibat dari keadaan dimana rakyat merasa tertindas dan mengharapkan adanya perubahan untuk keadilan dan kesejahteraan. Gerakan Ratu Adil bisa dilihat dari Perang Jawa yang terjadi pada tahun 1825-1830 M. Sosok Pangeran Diponogoro yang dianggap sebagai ratu Adil oleh pengikutnya mampu mengobarkan semangat yang luar biasa kepada rakyat untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda yang telah membuat kesengsaraan terhadap pribumi. Akibat dari perlawanan yang dilakukan Pangeran Diponogoro berserta pasukannya, Belanda mengalami kebangkrutan. Walaupun pada akhirnya perlawanan Pangeran Diponogoro dapat diredam dan Pangeran Diponogoro ditangkap dan diasingkan.

Wiwin Widyawati R. dalam bukunya Serat Kalathida: Tafsir Sosiologis dan Filosofis Pujangga Jawa Terhadap Kondisi Sosial, mengatakan bahwa ramalan pujangga Ronggowarsito terkait ratu Adil ialah sosok Satria Piningit (Ksatria yang tersembunyi), yang ditasirkan sebagai tokoh baru bagaikan tajung putih semune pudhak kasungsang/pudhak sinumpet (tokoh yang masih bersih, keindahan perangainya bagaikan bunga teratai putih, wanginya seperti bunga pandan yang masih bersembunyi).

Lalu apakah tatanan politik di negeri ini yang kita cintai dapat menghadirkan sosok Satrio Piningit tersebut? Sosok SatrioPiningit yang dimaksud Ronggowarsito ialah seorang pemimpin Indonesia yang hadir dimasa depan kemudian membawa Indonesia kepada kemakmuran. Ronggowarsito juga memberikan gambaran  disaat  kemunculan satrio peningit, Indonesia sedang mengalami kerusahan besar, dan setelah ia menjadi pemimpin bangsa Indonesia serta membawa kejayaan dan kemakmuran seperti zaman Majapahit.

Lalu apakah pilpres 2024 nanti akan muncul sosok Ratu Adil? dan siapakah Ratu Adil-nya nanti? Pertanyaan tersebut mungkin terlintas dipikiran masyarakat, terutama masyarakat kecil yang selama ini merasa tertindas oleh kebijakan yang merugikan. Pastinya mereka membanyankan sosok pemimpin yang diharapkan, yakni yang bisa membawa Indonesia pada kejayaan dan yang memikirkan nasib rakyat kecil. Tak heran di tradisi Jawa harapan munculnya sosok Ratu Adil masih melekat, hal tersebut karena dipicu oleh permasalahan-permasalahan yang masih mengakar seperti korupsi, hukum yang runcing kebawah tumpul keatas, pengangguran, dll. 

Keadaan tersebut membawa masyarakat bertanya-tanya dan menantikan sosok ratu Adil. Apalagi masyarakat semakin sadar bahwa rakyat hanya dijadikan butu pijakan untuk meraih singgasana kekuasaan. Seperti yang dikatakan dalam bukunya Mulyanto, yang berjudul Biografi Pujangga Rangawarsito, bahwa masyarakat sudah mulai sadar bahwa sejak zaman kehidupan era rimba raya, kerajaan, penjajahan, kemerdekaan dengan segala orde dan rezimnya, rakyat hanya selalu menjadi objek penipuan orang kuat dari penguasa dan kelompoknya. Kesadaran tersebut muncul dari paradigma politik yang masih kental dengan nuansa bisnis  kepentingan, sedangkan rakyat kecil selalu menjadi alat pijakan  dan bulan-bulanan para penguasa.

Menjelang pilpres 2024, Nampaknya masyarakat mulai cemas tentang siapa yang akan memimpin Indonesia nantinya. Apakah sosok tersebut layaknya Ratu Adil yang bisa membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya atau hanya seseorang yang hanya bermodal janji untuk mendapatkan kekuasaan dan mementingkan golongannya sendiri?. Terlebih sosok calon presiden Indonesia sudah bermunculan seperti Prabowo, Ganjar, dan Anies. Ketiganya sudah mulai menebar citra kebaikan untuk menarik simpati rakyat dan para koalisinya sedang merancang strategi untuk mendapatkan hati rakyat. 

Adakah di antara salah satu mereka menyerupai layaknya sosok Ratu Adil? Apakah mereka bisa menjawab harapan masyarakat Indonesia dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan di Negeri Indonesia? Patut kita tunggu siapa yang akan memimpin Indonesia yang akan datang. Walaupun sebenarnya kehadiran Ratu Adil bersifat ramalan dan berbau magis dan mitos, namun tidak ada salahnya harapan kehadiran sosok yang hampir seperti ratu Adil bisa terwujud. Akan tetapi, kita juga jangan terjebak pada orientasi ramalan masalalu yang bersifat solusi magis, namun sebagai rakyat yang memegang kekuasaan tertinggi untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia harus bisa berfikir secara logis dan rasional. Selain itu, setiap orang harus mempunyai mentalitas untuk meberikan kontribusi terhadap pembangunan kemajuan Indonesia, sehingga tidak hanya menggantungkan sosok pemimpin.

Ahmad Anas Fajarul, Peminat Kajian Sejarah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun