Mohon tunggu...
Senia Ana Wijayati
Senia Ana Wijayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran

Halo!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jojon: Mengenang Sang Pelawak Legendaris Indonesia

26 Juni 2024   23:21 Diperbarui: 26 Juni 2024   23:31 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2011: "Badai di Ujung Negeri"

Ia juga membintangi sinetron SCTV "Emak Ijah Pengen K Mekkah" yang tayang pada tahun 2013 sebagai Haji Soleh.

Jojon ini merupakan pelawak yang serba bisa, karena ia juga mengepakan sayap karirnya di dunia tarik suara. Ia menjadi seorang penyanyi pop sunda. Lagu-lagu yang ia nyanyikan itu tidak jauh-jauh maknanya dari hubungan manusia dengan Tuhannya dan tentang percintaan. Walaupun image yang dibawa oleh Jojon adalah ia sebagai seorang yang bolon, tetapi sebenarnya ia adalah seorang yang pintar apalagi terhadap ilmu agamanya melihat dari latar belakang pendidikannya yang pernah mengenyam Pendidikan di Pondok pesantren Wanaraja.

Lagu-lagu yang ia nyanyikan diantaranya adalah:

Pamali, Si Tole, Karunya, Tahu Sumedang, Hayam Pelung, Muji Syukur, Terminal Leuwi Panjang, Katumbiri, dan masih banyak lagi.

Atas kehendak Allah, di usianya yang menginjak 66 tahun ia meninggal dunia karena sakit serangan jantung. Jojon meninggal di Rumah Sakit Ramsey Premier pada tanggal 6 Maret 2014 dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kebon Pedes Bogor.

Perginya sang pelawak legendaris itu meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi keluarga, rekan, penikmat karyanya bahkan dunia hiburan tanah air. Jojon meninggalkan kenangan yang sangat berharga untuk pelawak lain, karena Jojon ini dikenal sebagai sosok yang sangat baik hati, kebapak-an, disenangi oleh orang-orang yang pernah bekerja bersamanya.

Sebuah Kenangan dengan Jojon

Saat itu aku berusia 4 tahun, subuh-subuh aku dibangunkan oleh mama lalu bersiap untuk ikut bersama bapak. Ngantuk dan dingin. Itu yang aku rasakan ketika pergi meninggalkan rumah. Aku tidak tahu, sebenarnya akan pergi ke mana aku dan bapak hari itu. Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh, aku melihat banyak sekali orang di tempat itu. Banyak bapak-bapak yang sibuk kesana kesini, seperti sedang menyiapkan sesuatu.

Aku diajak bapak untuk berkenalan dan menyapa teman-temannya, tetapi ada satu orang yang membuat aku merasa takut dan memilih untuk bersembunyi di balik pintu agar tidak bertemu tapi percuma saja, karena beliau tetap menghampiriku dan mengajak aku untuk bercanda.

Saat sedang jalan melihat sekitar, aku melihat ada seorang yang kelihatannya sudah cukup tua sedang duduk dan dirapikan penampilannya, kemudian tidak lama dari situ beliau duduk di atas batu besar dan anak-anak yang ada di situ dipanggil untuk berkumpul mengelilingi beliau. Aku merasa sedikit shock karena tiba-tiba disuruh berkumpul padahal anak-anak yang ada di sana pun tidak ku kenal. Bapak mencoba memberitahuku "Itu sen, kesana, gapapa kok kan ada bapak di sini ngeliatin", tapi aku tetap tidak mau dan sedikit tantrum di sana mungkin karena belum beradaptasi dengan sekitar. Orang-orang yang ada di tempat juga berusaha membujuk aku untuk bergabung, bahkan orang tua yang tadi duduk pun memanggilku untuk bergabung dengan senyum ramah dan tutur kata nya yang sangat lembut. Iya, betul. Sosok orang tua yang aku lihat itu adalah Jojon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun