Mohon tunggu...
Nur Ana Sejati
Nur Ana Sejati Mohon Tunggu... pegawai negeri -

PNS, Blogger, Ibu tiga anak, mahasiswa tinggal di Melbourn, tertarik pada masalah kinerja pemerintah daerah, pengelolaan, keuangan daerah, sistem pengendalian intern pemerintah, dan bermimpi menjelajah kota-kota dunia... silakan mampir juga di blog pribadi www.anasejati.wordpress.com atau www.warungkopipemda.com bagi pemerhati masalah pemerintahan daerah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Mendapatkan Beasiswa Australia

17 Februari 2014   15:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:45 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Australia Awards Indonesia kembali membuka kesempatan bagi warga Indonesia untuk melanjutkan sekolah di Australia. Sempat terdengar isu penghapusan beasiswa ini karena adanya pergantian perdana menteri. Rupanya isu hanyalah sekedar isu. Saat ini aplikasi beasiswa sudah bisa di download di http://www.australiaawardsindo.or.id/. Batas akhir pengiriman adalah tanggal 18 Juni 2014. Jadi bagi anda yang ingin melanjutkan sekolah, ingin jalan-jalan gratis ke Australia, ingin belajar budaya bangsa barat, ingin menambah tebal pundi-pundi anda, silakan mencoba.

Kali ini saya hanya ingin berbagi tips mendapatkan beasiswa ini. Alhamdulillah, tahun 2006-2007 saya mendapatkan beasiswa tersebut untuk melanjutkan program master saya. Tahun 2012 saya  dinyatakan lulus dan kembali diberikan kesempatan untuk studi dengan beasiswa yang sama. Apa sebenarnya kiat-kiatnya? Di sini saya mencoba berbagi pengalaman tentang isi mengisi formulir dan wawancara yang pernah saya jalani yang mungkin bermanfaat untuk rekan-rekan sekalian.

Persiapan awal Untuk program S2 kunci utamanya ada di pengisian formulir. Jelas ya...emang apa lagi? Dalam pengisian formulir dibutuhkan perenungan yang dalam. Saya sendiri waktu itu membutuhkan waktu dua minggu atau bahkan lebih untuk berfikir, mengisi form dan melengkapi persyaratan lainnya. Jadi dari sisi kesiapan intinya adalah persiapkan usahakan jauh-jauh hari dilakukan sebelum batas akhir pengiriman dokumen. Targetkan bahwa dokumen tersebut maksimal akan terkirim seminggu sebelum batas akhir. Dengan persiapan yang cukup tentu akan memacu segenap energi, daya fikir dan ingatan untuk bisa lebih banyak mengeksplorasi jawaban-jawaban. Selain itu, yang lebih penting adalah memperbaiki kosa kata atau kalimat agar jawaban yang kita tuliskan bisa dipahami oleh tim penilai sebagaimana yang kita maksud. Dalam penilaian memang bahasa inggris tidak diutamakan. Tapi, keberhasilan kita menyampaikan gagasan tentu akan lebih baik jika kita mempunyai kemampuan berbahasa inggris baik tulisan maupun lisan dengan baik. Mengisi Formulir Secara umum formulir untuk setiap beasiswa sama saja yang ditanyakan. Pertama, pertanyaan umum sebagaimana isi mengisi biodata pribadi. Kedua, pertanyaan tentang diri kita terkait dengan institusi tempat kita bekerja, tanggung jawab alias tugas sehari kita saat ini ataupun sebelumnya. Ketiga terkait dengan masa depan khususnya rencana studi kedepan, mengapa memilih program studi tersebut, apa hubungan antara studi dengan background pekerjaan, dan apa manfaat program studi tersebut ketika kita kembali ke Indonesia. Keempat terkait dengan mengapa memilih studi di tempat tujuan dalam hal ini pertanyaan ke-australiaan. Untuk pertanyaan pertama dan kedua yakin anda pasti bisa menjawabnya dengan lancar. Untuk pertanyaan ketiga dan keempat ini lah yang kita butuh waktu untuk men-search baik dari web ataupun pengalaman rekan-rekan yang pernah belajar ke sana. Lebih dari pada itu untuk menjawab pertanyaan tersebut yang paling terlebih dahulu dilakukan adalah menanyakan kepada diri sendiri terkait dengan apa yang kita inginkan. Tips sederhana adalah bagaimana menetapkan program studi yang kita inginkan. Tentu dalam menetapkan apa yang kita inginkan ini juga harus ditopang dengan background pendidikan, pekerjaan, pengalaman. Jadi upayakan untuk memilih program studi yang me-link-kan anda dengan ketiga hal yang saya sebutkan tadi. Background pendidikan, pekerjaan dan pengalaman. Jika anda menetapkan program studi sesuai dengan keinginan tapi tidak didukung background pendidikan ataupun pekerjaan tentu akan menjadi pertanyaan tim penilai. Tentu ini juga akan mempengaruhi jawaban-jawaban pertanyaan anda selanjutnya. Kalaupun background pendidikan anda tidak mendukung minimal pekerjaan anda saat ini sinkron dengan program studi yang akan di ambil. Saya sendiri sewaktu mengambil program S2 memilih program Public Administration. Latar belakang pendidikan saya Accounting dan bekerja di Badan Pengawasan Keungan dan Pembangunan yang lebih banyak melakukan audit. Public administration lebih dekat dengan ilmu kepemerintahan secara umum sementara accounting lebih berfokus pada penyajian laporan keuangan. Namun, karena saat itu kantor saya sedang mengalami transformasi peran dan fungsi yang lebih mengarah pada pembinaan kapasistas pemerintah daerah dalam hal tata kelola pemerintahan yang baik makanya saya mencoba untuk memasuki dunia administrasi publik. Kebetulan saat itu saat saya menyelesaikan program DIV memberikan saran untuk mengambil jurusan tersebut. Jadilah program tersebut mengobsesi saya. Jadi, meskipun tidak selaras 100% dengan background pendidikan dan pekerjaan tapi paling tidak mengarah pada keselarasan tersebut. Langkah selanjutnya setelah melihat keselarasan pilihan dengan apa yang anda miliki, cobalah untuk memahami, mengerti dan mencari informasi sedetailnya tentang program yang akan anda ambil tersebut. Kita bisa search di website universitas-universitas yang menawarkan program tersebut. Lihat secara detail pelajaran-pelajaran apa yang akan anda pelajari, kemana program tersebut di arahkan, berapa lama programnya. Pemahaman mengenai hal ini akan memudahkan anda untuk mengisi formulir karena semakin banyak informasi tentang program studi semakin banyak dan semakin tepat kalimat-kalimat yang akan kita tuliskan dalam formulir. Sebagai salah satu contoh jawaban saya: What skills and knowledge do you hope to gain and how do you propose to use them? I hope studying in australia will improve my skill in conducting research in governance so that I can provide better recommendation in improving local government administration. I also hope that my study will enrich my knowledge in public administration specifically in improving local government performance. One of service provided by my organisation is working with local government to improve accountability. Having these skills and excellent knowledge in managing government will enable me to give effective recommendation to local governments. Jawaban saya di atas mengaitkan antara apa yang ingin saya capai ke depan, manfaat untuk tempat kerja dan stakholder instansi saya dan apa yang akan saya lakukan kedepan. How will the proposed training be of benefit to Indonesia? Pertanyaan di atas menghendaki aplicant untuk menjelaskan manfaat program studi yang akan diambil dan manfaatnya untuk negeri kita tercinta. Intinya sih mengapa kita harus diberikan beasiswa. Jawaban saya seperti ini. Indonesian local governments have implemented outcome based performance since 1999. Many resources has been used to implement outcome-based performance. Nevertheless, the implementation seems to be fail to meet its objective. Evaluation on on performance accountability system, under which performance measurement implemented, suggests that most local government score is less than fifty percent or poor. The outcome of my research is to design better performance measurement methodology and strategy so that improving government, both central and local, accountability and performance can be achieved. Karena saya mengambil riset khususnya terkait dengan pengukuran kinerja instansi pemerintah maka saya mencoba untuk melihat aspek manfaat apa yang bisa saya berikan terkait dengan program yang akan saya ambil. Pemahaman seperti ini saya peroleh karena kebetulan selama saya mendapat penugasan dari kantor terkait implementasinya termasuk permasalahan-permasalahannya cukup saya kuasai. Jadi, akan lebih mudah ketika anda mengambil program studi yang ‘dekat’ dengan kehidupan anda. Hal ini akan memudahkan kita untuk menghubungkan kita dengan masa lalu, masa kini dan masa depan. Terkait dengan pertanyaan ke-australia-an: Why do you want to study in Australia? Karena saya pernah belajar ke Australia dan saya mengetahui penerapan reformasi birokrasi di sana makanya saya jawab begini. Australia is one of the leading country in reforming its bureaucracy. Studying in australia enables me to learn the practice of public sector reform. My experience studying in Australia suggests that I do not only learn at the university but also see the practice of better service delivery which I can take as a reference for improving public service in Indonesia. Hence, studying in Australia will give me some insight about many kinds of better practice in governance which I can learn and intend to recommend to local governments which I work with after I come back to Indonesia. Namun, anda tak perlu/harus kesana dulu untuk mendapatkan alasan yang pas mengapa kita memilih Australia. Anda cukup mencarinya di mbah google aspek-aspek apa yang menarik. Akan lebih baik dan sebaiknya diusahakan bahwa alasan tersebut bisa kita kaitkan dengan program studi yang akan anda ambil. Kalau masih ada hal-hal yang masih perlu diperjelas silakan ditanyakan melalui blog ini. Setelah Mengirim Dokumen Setelah dokumen dikirim ke kantor ADS berarti satu tugas mulia telah terselesaikan. Tapi bukan berarti tinggal ongkang-ongkang kaki menunggu takdir atas usaha yang telah kita kerahkan. Akan bermanfaat jika kita melakukan persiapan wawancara. Memang benar, belum ada kepastian apakah kita akan diterima atau tidak. Inilah yang terkadang membuat kita ragu-ragu atau malas untuk melakukannya. Latihan apa saja yang bisa kita lakukan? Pertama tentu saja persiapan IELTS. Buat anda yang belum terbiasa test IELTS karena dalam aplikasi kita bisa memasukkan skor toefl maka terkadang saat kita dinyatakan lulus berkas saat itulah pertama kali kita melakukan test IELTS. Oya, mengapa saya sarankan untuk melakukan pendalaman pra wawancara ya karena rentang waktu antara pengumuman dengan wawancara teramat pendek alias sekitar 6 minggu. Bagi anda para pegawai tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri karea biasanya kita baru mempunyai waktu untuk mempelajari IELTS ataupun persiapan saat tengah malam tiba. Wawancara Begitu anda dinyatakan lulus berkas jelas yang harus disiapkan adalah latihan atau melakukan simulasi wawancara. Saya sendiri waktu itu karena belum pernah mengikuti test IELTS segera menghubungi lembaga kursus untuk memperdalamnya. Keuntungannya, selain untuk mempersiapkan diri kita juga bisa melihat peta kekuatan ‘lawan’. Biasanya para calon penerima beasiswa juga melakukan hal yang sama yaitu segera menghubungi tempat kursus. Jadi kita bertemu dengan para calon peserta joint selection test. Kemudian, seperti yang saya katakan di atas, lakukan simulasi wawancara dengan rekans atau anda sendiri. Caranya? Kita mencoba menggali kira-kira pertanyaan apa saja yang akan ditanyakan. Selanjutnya, coba jawablah pertanyaan tersebut secara lisan. Mungkin kita akan mengalami kesulitan atau kalimat yang kita sampaikan tidak seperti yang kita fikirkan. Ya..karena bahasa yang kita gunakan adalah bahasa Inggris makanya perlu dilatih secara terus menerus. Lalu, bagaimana pemecahannya? Buatlah script dan hafalkan. Sepertinya text book sekali tapi yakinlah begitu anda mampu menghafal anda akan bisa mengembangkan dengan bahasa sendiri dan semakin hari gagasan yang kita sampaikan semakin sempurna. Dua kali lulus berkas saya lakukan hal ini setiap pagi sekitar satu jam sebelum memulai pekerjaan. Alhamdulillah saat wawancara tiba kita merasa pede dan kalimatpun mengalir dengan lancar dan terstruktur. Terkait dengan pertanyaan yang harus dikuasai tentu adalah pertanyaan yang ada di formulir. Kemudian, coba kembangkan lagi dengan membuat pohon kemungkinan. Semoga bermanfaat.... Simak juga: http://edukasi.kompasiana.com/2014/02/16/rahasia-sukses-bill-gates-632303.html http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/01/09/masih-mau-pakai-software-bajakan-623560.html http://birokrasi.kompasiana.com/2014/02/15/anggota-dewan-studi-banding-ke-youtube-saja-632120.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun