[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi - eserta mengikuti upacara memperingati hari Kebangkitan Nasional di puncak Gunung Sinabung,Kabupaten Karo,Sumut, Jumat (20/05/2010). Dalam rangka memperingati hari Kebangkitan Nasional, Kopassus melakukan upacara pengibaran bendera di puncak Gunung Sinabung. Bendera yang dikibarkan pada daratan setinggi 2.460 Mdpl tersebut bertema Ekspedisi Bukit Barisan Wilayah Sumut puncak Sinabung. Diikuti oleh 381 peserta yang terdiri dari berbagai elemen, mulai dari Kodam, Kostrad, Kopasus, kelompok mahasiswa pecinta alam,civitas akademmika dan masyarakat. (Tribun Medan/Dedy Sinuhaji)"][/caption]
"Bunda, enak tadi di sekolah tidak belajar," ujar anak 9 tahun itu suatu sore. Katanya lagi, "Tadi cuma bikin poppies, baca simon and donkey, trus nonton football." Saya sendiri baru mendengar kata poppies. Hari itu adalah hari menjelang peringatan ANZAC Day. Jadi hari itu aktivitas seharian di kelas diisi untuk memberikan pemahaman arti penting hari tersebut melalui aktivitas yang menarik.
Menurut Amira, ia membuat rangkaian bunga bersama temannya satu grup. Masing-masing membuat satu dan dirangkai membentuk lingkaran. Bahannya kertas merah yang digunting melingkar. Setelah saya googling rupanya poppies ini memiliki cerita sejarah penting yang menjadi simbol bunga para pejuang.
[caption id="attachment_337471" align="aligncenter" width="271" caption="kidslearningtogether.global2.vic.edu.au"]
Anzac kepanjangan dari Australia New Zealand Army Corps. Di masa lalu ANZAC day diperingati untuk mengenang para tentara yang gugur di Gallipoli. Menurut sejarah, saat pecah perang dunia pertama Australia dan New Zealand turut mengirimkan pasukan yang tergabung dalam pasukan Inggris Raya untuk menyerang Turki dan sekutunya. Dalam peperangan untuk memperebutkan konstantinopel tersebut pasukan Inggris kalah dan banyak sekali tentara yang gugur. Kabarnya sekitar 8.000 tentara gugur.
Belakangan ANZAC day yang diperingati setiap tanggal 25 April ini tidak hanya untuk mengenang yang gugur dalam perang dunia pertama, tapi untuk seluruh tentara yang gugur dalam setiap misi, termasuk dalam perang teluk dan misi ke Indonesia ataupun ke Timor Leste.
Saya sendiri saat itu tidak sempat mengikuti acaranya di Shrine of Remembrance sebulan yang lalu. Hanya saja saya begitu terkesima menyaksikan bagaimana negeri ini menghormati para tentara yang gugur demi bangsa melalui pesawat TV. Mereka memulai aktivitas pagi dengan berkumpul di tugu pahlawan, shrine of remembrance, di tengah suhu yang menusuk-nusuk tulang. Mereka berkumpul bersama untuk mengenangkan jasa-jasa para pejuang. Karena kebetulan Pangeran William sedang melakukan lawatan ke sini, ia pun hadir dalam acara tersebut hingga siang menjelang. Para veteran dan keluarganya nampak begitu bangga. Ya, yang pasti bangga memiliki negeri yang bisa menghargai perjuangan.
[caption id="attachment_337474" align="aligncenter" width="940" caption="abc.net.au"]
Di hampir ibu kota di setiap negara bagan para mantan tentara yang dikirim dalam berbagai misi berparade di pusat kota. Tentu, ini menarik perhatian masyarakat. Bahkan, pemerintah pun memiliki website khusus tentang Anzac Day. Lengkap, dari sejarah, rangkaian acara termasuk aktivitas-aktivitas yang diagendakan di sekolah diinformasikan melalui web tersebut.
[caption id="attachment_337477" align="aligncenter" width="650" caption="theaustralian.com.au"]
Hari ini tepat tanggal 20 Mei. Hari yang diperingati sebagai hari kebangkitan nasional. Terus terang saya sudah lupa bagaimana sejarahnya hingga dipilih tanggal 20 Mei. Baru ketika saya tulis ini, kembali saya googling. Ada apa dengan tanggal tersebut? Wikipidia mengatakan bahwa hari ini 106 tahun yang lalu adalah hari yang menjadi tanda bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Masa kebangkitan nasional ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo.
Kalau kita lihat sejarah kebangkitan nasional akan terlihat bahwa proses kebangkitan tersebut ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi. Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, Dwijo Soewoyo mendirikan Asuransi Jiwa bersama Boemi Poetra, dan Boedi Oetomo yang diprakarsai oleh Dokter Soetomo merupakan gerakan nasionalis pertama.
Bagaimana dengan hari ini? Seingat saya hari kebangkitan nasional biasanya diperingati dengan melakukan upacara di sekolah dan di kantor-kantor pemerintah. Aha, rupanya dari hasil googling-an saya mendapatkan informasi bahwa kementerian informasi dan komunikasi mengeluarkan himbauan untuk mengenakan batik dan tenun selama lima hari. Plus, pedoman penyelenggaraan peringatan. Kalau dilihat dari pedomannya, rangkaian acaraa termasuk ziarah, upacara, dialog dan kegiatan olahraga. Bagaimana pelaksanaannya?
Jika yang dilaksanakan hanya sekedar upacara, percayakah Anda bahwa nilai-nilai kebangkitan akan menyala? Please, jangan katakan ini masalah komitmen. Meminjam istilah osborne dan gaeblar yang saya kutip dalam serial reinventing governmet: it's not about what, it's not about why, it's about how. How we see with new eyes. Masalahnya hanyalah pada sisi teknis, ecek-ecek, namun sering terlupakan. Sekali lagi, ini hanyalah masalah bagaimana mendesain program dan kegiatan yang mempunyai efek yang dahsyat. Caranya? Inovasi program dan kegiatan.
Padahal kalau kita lihat negara-negara maju, yang ringan-ringan seperti ini justru digarap dengan serius. Tak hanya Anzac Day, Australian day yang dianggap sebagai hari bersejarah bagi Australia juga diperingati dengan meriah. Sementara kita tujuh belasan pun hampir tak terdengar lagi gaungnya.
Suatu hari di tram 19 Melbourne
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H