Mohon tunggu...
Anas Bukhori
Anas Bukhori Mohon Tunggu... Freelancer - Anak petani

Saya bergabung di sentral organisasi pemuda desa jawa barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibu Sukmawati Sukarnoputri, Egaliter dan Mencintai Militansi Anak-anak Muda Milineal

9 September 2019   16:36 Diperbarui: 9 September 2019   16:37 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan yang lalu sebelum bulan agustus. Sekitar tanggal 23 juli 2019 saya dan teman teman di rumah marhaen indonesia membuat agenda yang dinamakan bandung menggugat, menolak paham khilafah dan pemfosilan ajaran bung karno. Di situs penjara banceuy kota bandung. Kami bersepakat mengundang ibu sukmawati putri bung karno yang belum berjumpa sebelumnya. Sewaktu itu kami menghubungi beliau satu minggu sebelum acara. Dan syukurlah beliau menyanggupi untuk datang ke bandung untuk Mengisi monolog sukarno dan diskusi arah djuang kita pancasila.

Tanggal 22 juli 2019 kami dikontak ibu sukmawati bahwa beliau sudah sampai di bandung tepat pukul 16.30 WIB. Namun katanya beliau ada agenda lain dulu seperti bertemu dengan kawan kawan lama nya di kota bandung.

Di cafe laos dago kota bandung. Saya dan teman saya ingin bertemu untuk menyampaikan sesuatu dahulu mengenai desain acara, dan perangkat yg diperlukan ibu sukmawati sebelum besoknya agenda dilaksanakan. Sebelumnya kita agak memprediksi bahwa ibu sukmawati seorang tokoh nasional berperilaku sama dengan tokoh nasional lainnya yang tidak mau ditemui atau berdiskusi bila tidak ada kepentingan yang sama,  Ternyata hal lain berbeda dengan ibu sukmawati. Beliau sangat egaliter dan begitu memperhatikan kita yang memang agak kucel karena perjalanan dari basecame ke dago pakar agak lumayan jauh.

Kami berdiskusi di cafe laos dengan ibu sukmawati, ibu levia dan ibu jenny dari jam 19.00 sampai larut malam. Tokoh tokoh yang sebelumnya kita belum kenal, tapi sangat terkenal di lingkungannya. Dan panjang lebar berdiskusi mengenai isu isu khilafah serta propaganda yang memecah belah NKRI.

Kami bercerita mengenai pola atau sistem terselubung di beberapa kota, desa hingga kelurahan dari khilafah itu, tak ayal obrolan kita meruncing hingga mengenai persoalan bangsa yang terjadi di era jokowi. Dan pertarungan pilpres 2019.

Dimalam itu tanpa canggung ibu sukmawati menceritakan beberapa pengalamannya, kemudian bertanya tentang komunitas apa yang kita buat serta orientasi ideologisnya. Lalu kami membalas dengan memberikan jawaban apanya dengan nada intonasi yang lebih santai, karena terpengaruh pembawaan ibu sukmawati yang sangat egaliter. Santai sekali.

Ibu sukmawati dan ibu levia menawarkan untuk kita memesan makanan dan minuman, sambil malu malu kita memesan. Dan berlanjut dengan diskusi topik lainnya.
Kalimat yang saya ingat pada saat itu, ibu sukmawati berkata " sudah jarang, anak anak muda kini yang peduli terhadap idology. Kalian yg baru saya temui, semoga diluar sana masih banyak, dan tidak pragmatis" ujar ibu sukmawati

Era globalisasi yang kini menguat dan merabak dari beberapa aspek besar menjadikan dampak signifikan terhadap pemuda pemudi secara sosiologis, dan kebudayaan. Salah satunya adalah ideology transnasional dalam bidang politik dan ideology. Arus liberalisme yang mengakar kuat dalam sosiologi masyarakat urban kota memaksa kebudayaan bergeser menjadi budaya barat atau weternisme.

Nilai kebutuhan dan keinginan di protek dalam ruang kapitalisme yang tersentralistik. Menjadikan pemuda pemudi mulai mengasimilasikan otoritasnya dalam mekanisme pasar. Yang bertahan hanyalah pemuda pemudi yang masih memiliki idealisme tinggi.

Dalam konteks inilah seharusnya milineal memiliki road maps nya dalam menjalankan ideology pancasila sebagai way of life. Meyakini bahwa perkembangan zaman sebagai spirit optimisme, bukan pesimisme yang menimbulkan konsumerisme permanen.

Pesan yang saya ingin sampaikan adalah bahwa ibu sukmawati memiliki jiwa yang egaliter, cenderung sangat mirip dengan bung karno dalam cerita cerita hidupnya. Mencintai anak anak  muda yang memiliki militansi yang kuat untuk melaksanakan tugas ideologysnya sebagai kader bangsa. Dengan segala isu dibalik ibu sukmawati beberapa tahun sebelumnya yang sangat viral, saya meyakini kebaikan hati nuraninya sangat mencintai apapun yang ada di republik indonesia yang kita sangat cintai, menentang secara progresif apapun hal hal yang melukai sanubari rakyat indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun