Mohon tunggu...
Arsya Michael
Arsya Michael Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Deskripsikan diri anda lebih lanjut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cermin dan Bayangan

13 Agustus 2024   14:02 Diperbarui: 13 Agustus 2024   14:04 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah kota yang hiruk-pikuk, terdapat sebuah toko antik yang menyimpan berbagai benda dari masa lalu. Toko ini dimiliki oleh seorang pria tua bernama Pak Yusuf, yang dikenal karena pengetahuannya yang mendalam tentang setiap barang di tokonya. Namun, ada satu benda di tokonya yang selalu menarik perhatian pengunjung, yaitu sebuah cermin besar dengan bingkai ukiran yang rumit.

Cermin itu terlihat sangat tua dan memiliki kekuatan misterius. Meskipun terlihat seperti cermin biasa, banyak orang yang merasa seperti cermin tersebut bisa "melihat" jauh ke dalam jiwa mereka. Pak Yusuf sering kali mendengar cerita tentang bagaimana cermin itu bisa menunjukkan bukan hanya refleksi fisik, tetapi juga emosi dan kenangan yang mendalam.

Suatu hari, seorang wanita muda bernama Nadia memasuki toko antik itu. Nadia baru saja mengalami kehilangan yang mendalam—ia kehilangan ibunya beberapa bulan lalu dan merasa sangat kesepian. Meskipun ia mencoba berbagai cara untuk mengatasi rasa kehilangan tersebut, tidak ada yang berhasil membuatnya merasa lebih baik.

Saat melihat cermin itu, Nadia merasa dorongan yang kuat untuk melihatnya lebih dekat. Pak Yusuf, yang memperhatikan reaksinya, berkata dengan lembut, “Cermin ini sering kali menunjukkan lebih dari apa yang terlihat. Kadang-kadang, ia dapat membantu kita menemukan apa yang telah hilang.”

Nadia merasa penasaran dan memutuskan untuk melihat ke dalam cermin. Dengan hati yang penuh keraguan, ia berdiri di depan cermin dan memandang ke dalamnya. Namun, alih-alih melihat bayangannya sendiri, ia melihat sosok samar—ibunya. Sosok itu tampak seperti bayangan yang berwajah lembut dan penuh kasih.

Ibunya mulai berbicara, “Nadia, aku tahu kau merasa kesepian dan kehilangan. Tapi ingatlah, cintaku selalu bersamamu. Aku tidak pernah benar-benar pergi. Aku ada dalam setiap kenangan dan setiap momen yang kita lalui bersama.”

Air mata mulai mengalir di pipi Nadia saat ia mendengar suara ibunya. Dia merasa seolah-olah ibunya ada di sana, berbicara langsung kepadanya, memberikan kekuatan dan kenyamanan yang sangat dibutuhkannya. Melalui cermin itu, Nadia merasakan kehadiran ibunya dan merasa lebih tenang.

Setelah beberapa waktu, Nadia merasa siap untuk meninggalkan toko dengan perasaan yang lebih ringan. Dia berterima kasih kepada Pak Yusuf dan pergi, merasa lebih dekat dengan ibunya meskipun fisiknya tidak ada di sampingnya. Cermin itu telah membantunya menemukan sesuatu yang sangat penting—rasa kedekatan dan kehadiran dari seseorang yang dicintai, meskipun mereka sudah tiada.

Pak Yusuf, melihat Nadia pergi dengan senyuman penuh rasa syukur, merasa bahagia karena cermin itu telah memenuhi tujuannya. Terkadang, benda-benda tua dan misterius menyimpan kekuatan untuk membantu kita menghadapi rasa kehilangan dan menemukan kembali cinta dan kenangan yang berharga.

Hari-hari berlalu, dan toko antik Pak Yusuf terus ramai dengan pengunjung yang mencari benda-benda lama dan cerita yang tersembunyi di baliknya. Dan meskipun cermin itu tetap berdiri di tempatnya, setiap kali seseorang melihat ke dalamnya, cermin itu tetap menyimpan kemampuannya untuk membantu orang-orang menemukan bagian dari diri mereka yang hilang dan memberikan kehangatan yang mereka butuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun