Mohon tunggu...
Anas khatori
Anas khatori Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Anas dari Universitas Nahdatul ulama sidoarjo, saya sangat menyukai menulis dan mengabadikannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Penggunaan Antibiotik dalam Peternakan Terhadap Resistensi Antibiotik pada Bakteri Patogen

14 April 2024   13:10 Diperbarui: 14 April 2024   13:12 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pemberian antibiotik dalam peternakan dapat menyebabkan peningkatan resistensi antibiotik pada bakteri yang dapat menular kepada manusia melalui produk hewan atau lingkungan yang terkontaminasi. Ini dapat mengurangi efektivitas antibiotik dalam mengobati infeksi pada manusia dan menimbulkan risiko serius bagi kesehatan masyarakat. Sementara masih diperdebatkan sejauh mana penggunaan antibiotik pada hewan berkontribusi terhadap resistensi antibiotik pada manusia, penggunaan antibiotik baik untuk terapi maupun sebagai peningkat kinerja akan menyebabkan mikroorganisme yang resisten, baik pada patogen maupun bakteri mikroflora endogen hewan. Oleh karena itu, mengurangi kebutuhan akan antibiotik merupakan cara yang mungkin untuk mengendalikan resistensi pada hewan besar. Ini dapat dicapai melalui perbaikan sistem peternakan, komposisi pakan, dan upaya pemberantasan penyakit menular. Selain itu, menghapus penggunaan antibiotik sebagai tambahan pakan untuk meningkatkan pertumbuhan hewan dapat secara signifikan mengurangi penggunaan antibiotik pada hewan di seluruh dunia dan menjaga kemanjuran antibiotik dalam kedokteran hewan serta mengurangi resiko penyebaran bakteri resisten atau gen resisten dari hewan ke manusia.

Apa yang menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotik?

Resistensi bakteri terhadap antibiotik dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak tepat, mutasi genetik bakteri, transfer gen resistensi antar bakteri, dan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri resisten.

Bagaimana mekanisme terjadinya resistensi antibiotik?

Resistensi antibiotik bisa terjadi melalui beberapa mekanisme, termasuk:

Perubahan target: Bakteri mengubah struktur target yang biasanya dihantam oleh antibiotik, membuatnya tidak lagi rentan terhadap obat.

Inaktivasi enzimatik: Bakteri menghasilkan enzim yang dapat mengubah atau menghancurkan antibiotik sehingga tidak lagi efektif.

Peningkatan pengeluaran: Bakteri meningkatkan kemampuan mereka untuk memompa antibiotik keluar dari sel mereka sebelum antibiotik dapat melakukan kerjanya.

Perubahan jalur metabolic: Bakteri dapat mengubah jalur metabolik mereka untuk menghindari efek antibiotik.

Transfer gen resistensi: Bakteri dapat mentransfer gen resistensi antibiotik pada bakteri lain, bahkan di luar spesies mereka sendiri.

Kombinasi dari mekanisme-mekanisme ini membuat bakteri menjadi semakin resisten terhadap antibiotik, menyulitkan pengobatan infeksi bakterial yang serius.

Apa yang dimaksud dengan resistensi terhadap antibiotik?

Resistensi terhadap antibiotik adalah kemampuan bakteri atau mikroorganisme lainnya untuk bertahan hidup atau berkembang biak meskipun terpapar antibiotik yang sebelumnya efektif dalam membunuh atau menghambat pertumbuhan mereka. Dengan kata lain, bakteri yang resisten terhadap antibiotik tidak lagi rentan terhadap pengobatan antibiotik yang digunakan.

Hal apa sajakah yang dapat mempengaruhi tingkat resistensi suatu bakteri?

Tingkat resistensi suatu bakteri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:

Penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak tepat: Penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak sesuai petunjuk dokter dapat mempercepat perkembangan resistensi bakteri.

Kontak dengan bakteri resisten: Paparan terhadap bakteri yang sudah resisten dapat meningkatkan risiko infeksi yang sulit diobati.

Lingkungan: Lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri, seperti rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan, dapat menjadi tempat dimana bakteri resisten dapat berkembang dan menyebar.

Kualitas sanitasi dan kebersihan: Praktik sanitasi yang buruk atau kebersihan yang rendah dapat meningkatkan risiko penyebaran bakteri resisten.

Kontak dengan hewan yang diobati dengan antibiotik: Penggunaan antibiotik dalam peternakan hewan dapat menyebabkan resistensi bakteri pada hewan dan dapat ditularkan ke manusia melalui makanan atau lingkungan.

Faktor genetik: Beberapa bakteri memiliki kemampuan alami untuk mengembangkan resistensi terhadap antibiotik.

Ketahanan alami: Beberapa bakteri memiliki sifat alami yang membuatnya sulit untuk dibunuh oleh antibiotik tertentu.

Apakah infeksi yang resisten terhadap antibiotik masih dapat disembuhkan?

Infeksi yang resisten terhadap antibiotik masih dapat diobati, tetapi dapat menjadi lebih sulit dan memerlukan pendekatan yang lebih kompleks. Dokter mungkin perlu menggunakan antibiotik yang lebih kuat, kombinasi antibiotik, atau terapi alternatif lainnya untuk mengatasi infeksi tersebut. Namun, resistensi antibiotik yang tinggi dapat membuat pengobatan menjadi lebih sulit dan meningkatkan risiko komplikasi serta waktu penyembuhan yang lebih lama. Itulah mengapa pencegahan resistensi antibiotik melalui penggunaan antibiotik yang bijaksana sangat penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun