mengapa kaulakukan demikian?
bertahan di tengah pilu tidakkah terasa sendu?
lemparkan garis bibir yang indah di kala lara bukankah amat menyiksa?
Semakin keras kaucambuki diri
agar lelap dapat kautaklukkan
semakin nyata binar sayumu
bagai pendar cahaya lenyapkan gulita.
Sekali lagi, Nona
tak kauutarakan bilurmu
tak kautumpahkan rinaimu
hanya tersirat begitu saja
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!