di sebuah pesisir
tegak berdiri seorang fana
menengadah bersiram surya
menyusur lautan fatamorgana
gelombang berlomba melibas ganas;
tentang renjana yang tumpang-tindih di bilik jiwa
kiranya skenario alam memainkan peran
berkali-kali lesap menjelma angka
jikalau angin datang kemudian
tak lantas goyah kan memenjara
bahkan kesekian gugur daun
membentuk lembah-lembah gairah
terpancar biduri sorot matanya
serta lapisan "ingin" yang memantik bara
meski resah baur memasung jiwa
dan gaung arloji terdengar abadi
seorang fana selamanya fana
hanya dengan pembuluh niscayanya dialiri kesucian sunyi
kematian hanya terhadap raga
tidak untuk suatu sisi yang awam dinamakan:
mimpi
(Tegal, 2018).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI