Mohon tunggu...
Ana Riski
Ana Riski Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Alam Kaya akan Manfaat

16 Oktober 2017   07:53 Diperbarui: 16 Oktober 2017   08:58 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika berbicara mengenai ekonomi, pastilah ada kaitannya dengan produksi. Karena produksi memiliki peran yang sangat penting dalam berlangsungnya suatu kegiatan ekonomi. Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang atau jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. Produksi sendiri berarti diciptakannya manfaat . Tetapi produksi tidak berarti menciptakan secara fisik sesuatu yang ada, karena tidak seorang pun dapat menciptakan suatu benda. Dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna, yang disebut "dihasilkan". Seluruh kegiatan produksi haruus terikat pada nilai moral dan teknikal yang Islami.

Al-Qur'an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Dan juga memproduksi barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia, bukannya untuk memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia. Diantara kekayaan alam yang Allah ciptakan yang diperuntukkan tidak lain hanya untuk makhluk-Nya, terdapat dalam Surah An Nahl ayat 14:

وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur."

Allah memberitahukan tentang lautan luas yang dianugerahkan pada hamba-hambanya dengan memudahkan mereka untuk mengarunginya, memakan ikan yang ada, dan dengan menghalalkan binatang lautan kepada hamba-hambanya baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, dengan menciptakan mutiara dan permata didalamnya untuk dijadikan perhiasan.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah SWT banyak memberikan nikmat kepada manusia lewat adanya laut yang bertujuan agar manusia bisa mengambil manfaat dari laut tersebut. Didalam laut banyak sekali manfaat, yaitu banyak terkandung bahan makanan, perhiasan, tempat berlayar. Sebagai sumber makanan contohnya adalah rumput laut dan berbagai macam jenis ikan.

Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah menyediakan laut sebagai sarana transportasi sehingga banyak yang dapat mengarungi lautan untuk berlayar, berpindah dari daratan satu menuju daratan yang lain. Hal ini memudahkan manusia untuk mencari atau berpindah tempat tinggal. Kapal yang berlayar di lautan juga berguna untuk mengangkut barang-barang dari tempat satu ke tempat yang lain. Terutama dalam dunia perdagangan. Karena sejak zaman dahulu sampai sekarang dunia perdagangan antar pulau maupun antar negara masih banyak yang memanfaatkan kapal laut untuk mengangkut barang dagangan. Ayat ini menegaskan betapa besar kekuasaan Allah sehingga kita sebagai makhluk-Nya dapat memanfaatkan kekayaan yang telah Allah limpahkan kepada kita. Salah satunya dengan cara berproduksi.

Namun walaupun demikian, orang-orang yang tidak memahami pernyataan diatas akan beranggapan bahwa pernyataan tersebut memberikan kebebasan yang sangat luas bagi manusia untuk berusaha memperoleh kekayaan yang lebih banyak lagi dalam memenuhi tuntutan kebutuhan ekonomi sehingga muncul sifat tamak dan mementingkan diri sendiri. Padahal yang menjadi prinsip utama produksi itu sendiri adalah untuk kesejahteraan ekonomi dan memenuhi kebutuhan manusia.

Hadist Jabir bin Abdullah RA ini merupakan larangan menelantarkan lahan, Rasulullah SAW menyarankan untuk memanfaatkan dan mengupah orang lain untuk mengelolanya.

(عَنْ جَا بِرٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ كَانَتْ لَهُ اَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا، فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ اَنْ يَزْرَعْهَا وَعَجَزَ عَنْهَا ، فَلْيَمْنَحْهَا اَخَاهُ الْمُسْلِمَ ، وَلَا يُؤَاجِرْهَا اِيَّاهُ (رواه مسلم )

"Dari Jabir RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa mempunyai sebidang tanah, maka hendaklah ia menanaminya. Jika ia tidak bisa atau tidak mampu menanami, maka hendaklah diserahkan kepada orang lain (untuk ditanami) dan janganlah menyewakannya." (HR. Muslim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun