Mohon tunggu...
Anaqah TsabitaIslami
Anaqah TsabitaIslami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pasangan Nenek Mimih Dan Aki Uman : Dari penjual celana kolor hingga berhasil menggapai impian

15 Januari 2025   08:56 Diperbarui: 15 Januari 2025   09:05 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dokumentasi keluarga pak uman dan nenek mimih

Bandung, Jawa Barat -- Kisah inspiratif datang dari pasangan suami istri, Nene Mimih dan Aki Uman, yang telah membuktikan bahwa kerja keras dan tekad yang kuat dapat mengubah nasib. Berawal dari penjual celana kolor di pasar tradisional, keduanya berhasil mengantarkan enam anak mereka meraih gelar sarjana dan menggapai impian mereka untuk menjalankan ibadah umrah.  

Nene Mimih, wanita sederhana kelahiran tahun 1952, dan Aki Uman, suaminya yang penuh semangat, memulai usaha kecil-kecilan menjual celana kolor pada tahun 194. Berbekal kain murah dari pemasok lokal, mereka menjahit dan menjual celana kolor di pasar dan keliling kampung. Meskipun pendapatan mereka pas-pasan, pasangan ini tidak pernah menyerah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.  

"Awalnya berat. Kadang dagangan tidak habis, dan kami harus mengatur uang dengan sangat hemat," kenang Nene Mimih. Namun, semangat mereka untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya menjadi motivasi yang tak tergoyahkan.  

Keberhasilan mereka tidak datang dengan mudah. Aki Uman sering mengayuh sepeda tua berkeliling desa, menawarkan celana kolor ke warung-warung dan pelanggan tetap. Sementara itu, Nene Mimih menjaga kios kecil di pasar. Mereka membagi peran dengan baik, menjadikan kerja sama sebagai kunci keberhasilan.  

"Bapak selalu bilang, pendidikan itu jalan keluar dari kemiskinan," kata salah satu anak mereka. Filosofi ini dipegang teguh oleh pasangan tersebut. Setiap keuntungan dari hasil dagangan disisihkan untuk biaya sekolah anak-anak mereka. Meski sering kali harus berhemat dan menunda kebutuhan pribadi, mereka tetap konsisten menabung untuk masa depan anak-anak.  

Puncak dari perjuangan mereka terlihat ketika enam anak mereka lulus dari berbagai universitas di Indonesia. Anak-anak Nene Mimih dan Aki Uman kini telah sukses di berbagai bidang, . Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih impian.  

Selain berhasil mengantarkan anak-anaknya menjadi sarjana, Nene Mimih dan Aki Uman juga mampu mewujudkan impian pribadi mereka: menjalankan ibadah umrah. Pada tahun 2016, keduanya akhirnya berangkat ke Tanah Suci dengan hasil tabungan bertahun-tahun. Pengalaman spiritual itu menjadi momen paling berharga dalam hidup mereka.  

"Rasanya seperti mimpi. Kami bisa melihat Ka'bah dan berdoa langsung di sana. Semua berkat doa dan kerja keras," ujar Aki Uman dengan mata berkaca-kaca.  

Namun, perjalanan hidup mereka juga penuh pelajaran berharga. Saat kejayaan mereka sebagai penjual celana kolor mulai redup karena persaingan dan perubahan zaman, Nene Mimih dan Aki Uman tetap merasa bangga karena telah menjalankan tugas hidup mereka dengan baik. Kini, di usia senja, mereka tinggal bersama salah satu anaknya yang sukses, menikmati masa pensiun dengan penuh rasa syukur.  

Kisah Nene Mimih dan Aki Uman adalah inspirasi bagi banyak orang. Mereka membuktikan bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan doa, segala keterbatasan dapat dilampaui. Pasangan sederhana ini telah meninggalkan warisan yang jauh lebih berharga dari harta benda, yaitu semangat perjuangan dan nilai-nilai kehidupan yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun