Mohon tunggu...
Gina Ananta
Gina Ananta Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gerhana Matahari di Zaman Orde Baru

9 Maret 2016   03:18 Diperbarui: 9 Maret 2016   03:35 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ini Indonesia kembali menjadi wilayah yang dilewati oleh fenomena langka di dunia yaitu gerhana matahari. Siapa sangka peristiwa yang akan berlangsung pada 9 Maret  pernah menjadi salah satu peristiwa paling mencekam di Indonesia saat terjadi di rezim orde baru. Sekitar 33 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 11 Juni 1983 Indonesia pernah mengalami fenomena gerhana matahari. Kala itu, harga motor terbaru Pulau Jawa yang merupakan pulau berpenduduk paling padat di Indonesia menjadi wilayah yang dilewati oleh Gerhana Matahari Total (GMT).

Namun tak seperti tahun ini dimana fenomena langka ini disambut dengan gegap gempita, kala itu momen gerhana matahari menjadi momen yang sangat mencekam di kalangan masyarakat. Siapa sangka dibalik suasana mencekam saat itu adalah sebuah instruksi dari Presiden di masa orde baru.

Sebagaimana dilansir dalam CNN Indonesia, Peneliti astronomi di Observatorium Bosscha, Moedji Raharto adalah salah satu orang yang turut menyaksikan suasana mencekam gerhana matahari di tahun 1983. Ia menceritakan bagaimana instruksi dari presiden tentang bahayanya gerhana matahari dan himbauan untuk tidak keluar rumah atau gedung saat peristiwa gerhana terjadi sangat dipatuhi oleh masyarakat. Pasalnya, kawasaki d traker informasi tersebut datang tidak hanya dari istana presiden melainkan dari banyak pihak seperti Departemen Kesehatan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Penerangan Indonesia (sekarang Kementerian Komunikasi dan Informatika), hingga para dokter. Serangkaian imbauan ini disalurkan ke masyarakat dari jauh-jauh hari.

menilai bahwa informasi yang sampai kepada masyarakat saat itu sungguh terdistorsi. Memang kala itu disampaikan jika gerhana matahari sangat membahayakan mata karena bisa membuat mata buta sehingga masyarakat diperintahkan untuk tidak keluar. Padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar.  gerhana matahari masih bisa diamati dengan pelindung khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun