Mohon tunggu...
Ananta della
Ananta della Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

ilmu pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Nakal, Mungkin ADHD

8 November 2022   22:30 Diperbarui: 30 November 2022   07:00 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun ADHD ini terjadi secara permanen. Beberapa anak dari ADHD yang memasuki usia remaja dewasa menunjukkan kondisi yang membaik. Namun, ada juga beberapa Anak ADHD yang terus berlanjut sampai remaja hingga dewasa. Sekitar 2 dari 5 anak dengan ADHD mengalami kesulitan di usia 18 tahun. Gejala utama ADHD seperti kesulitan  konsentrasi  dan perhatian, dapat meningkat dan bertambah buruk seiring bertambahnya usia. Hal tersebut terjadi ketika saat anak-anak tidak mendapat bantuan dan penanganan yang baik. Sangat penting bagi seorang anak untuk menerima dan mendapat bantuan sejak dini agar mencegah berkembangannya masalah perilaku lain. 

Penelitian telah menemukan bahwa seorang anak laki-laki yang hiperaktif atau yang terkena gangguan ADHD cenderung tidak mudah diterima dengan anak-anak lain. Sehingga anak-anak dengan ADHD menjadi antisosial atau agresif disekolah, karena mereka mendapat bantuan dan perlakuan  yang tidak cocok yang tidak sesuia dengan kebutuhan anak. Hal demikian akan berdampak pada  anak yaitu mendapat masalah yang lebih besar saat dewasa. 

Peran keluarga dan guru menjadi sangat penting dalam memberikan dukungan atau bantuan kepada anak ADHD. Penanganan yang dapat dilakukan untuk anak ADHD yaitu bisa dengan memodifikasi dan memanajemen perilaku dirumah ataupun sekolah, melakukan konseling atau terapi pada psikiater, terapi kognitif dengan terapi bermain, interversi medis, dan juga kerja sama antara stakeholder, orang tua, guru, dan shadow teacher. 

Dengan demikian, pengetahuan orang tau dan guru yang masih kurang  mengenai ADHD membuat mereka menganggap bahwa  anak yang tidak bisa diam, suka mengganggu temannya, memotong pembicaraan adalah anak yang nakal. Akan tetapi,  kemungkinan anak tersebut terkena  gangguan ADHD yang  memerlukan perhatian lebih.  Untuk itu, diperlukan peran orang tua dan guru untuk menangani hal tersebut agar tidak semakin berkembang hingga  dewasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun