Saat ini pendidikan di Indonesia semakin berkembang mengikuti zaman, jumlah anak semakin meningkat dengan dengann karakter yang berbeda beda menimbulkan kemungkinan muncul masalah yang berkaitan dengan tingkah laku yang menyimpang dan pelanggaran yang tidak sesuai. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan dengan membuat peraturan tata tertib yang harus ditaati dan dilaksanakan setiap anak. Akan tetapi, ada beberapa atau sebagian orang yang berasumsi bahwa " ada peraturan untuk dilanggar, bukan untuk ditaati,". Sehingga guru menetapkan punishment bagi anak yang melanggar peraturan.Â
Namun, Apakah dengan punishment bisa menghentikan perilaku negatif? apakah punishment yang kita berikan sudah tepat? tidak semua anak bisa menerima hukuman, bukan?Â
Tahukah kamu, apa itu Punishment?
Punishment (hukuman) adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan menuntun anak menjadi lebih baik  bukan sebuah hukuman atau siksaan yang membatasi kreativitas. Tetapi, hukuman yang dilakukan harus bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik kearah yang lebih baik (Fadjar,2005:202).
Menurut Ki Hajar Dewantara, hukuman adalah alat untuk menyadarkan anak menjadi lebih baik bukan alat penyiksaan atau balas dendam. Tindakan punishment yang sengaja diberikan pada anak sebagi alat pendidikan harus memiliki arti mendidik yang memperlihatkan kasih sayang dan yakin bahwa hukuman itu memiliki nilai positif dan efektif. Selain itu, kita harus memperhatikan bahwa emosi anak dalam keadaan positif. Agar punishment yang akan kita berikan bisa sesuai dan efektif karena anak sedang dalam suasana relaks, senang, dan berpikir aktif.Â
Dalam dunia pendidikan, hukuman bukan hanya untuk memperbaiki dan mengubah perilaku anak menjadi lebih baik. Akan tetapi, hukuman juga sebagai alat pendidikan untuk mendorong seorang anak dalam proses belajar. Saat memberikan hukuman kita harus berhati- hati karena hukuman yang salah dan tidak tepat bisa berdampak negatif.Â
Lalu, Punishment apa yang bisa kita berikan pada anak?Â
Jenis punishment sendiri ada 2, yaitu:Â
1. Punishment PreventifÂ
Punishment preventif adalah hukuman yang bersifat mencegah. Maksudnya, punishment ini bertujuan untuk mencegah dan menjaga agar kelakuan atau perilaku yang dapat menggangu proses berlangsungnya pendidikan dapat dicegah dan di hindarkan. Dalam hal ini, terdapat beberapa macam punishment preventif antara lain; tata tertib, anjuran dan perintah, larangan, paksaan serta disiplin.Â
2. Punishment RepresifÂ
Punishment represif adalah hukuman yang dilakukan karena adanya perilaku yang bertentangan agar semua anak menjadi lebih baik. Hukuman ini dilakukan setelah terjadinya kesalahan atau pelanggran. Beberapa hukuman yang temasuk punishment represif, yaitu pemberitahuan, teguran, peringatan dan hukuman bagi anak yang tidak mampu hanya dengan teguran dan peringatan.Â
Dalam memberikan punishment terhadap anak, kita harus mempertimbangkan kesalahan dan  mengetahui latar belakang perilaku tersebut, serta mempertimbangkan baik buruknya punishment yang akan kita berikan. Punishment yang tidak tepat akan berdampak negatif pada anak itu, antara lain:
- Menyebabkan perasaan dendam dan emosi dalam hati pada anak, akibat dari punishment yang sewenang- wenang dan tanpa tanggung jawab.Â
- Membuat anak lebih memilih menyembunyikan perilaku buruk atau kesalahan yang telah dilakukan.Â
- Mengakibatkan anak kehilangan rasa bersalah karena telah menggangap kesalahannya telah dibayar dengan punishment yang sudah dia terima.Â
- Menimbulkan rasa tidak suka pada diri anak yang menyebabkan anak malas belajarÂ
- Menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan, bukan apa yang seharusnya dilakukan.Â
- Membuat anak yang dulunya dihukum dalam melakukan perilaku tersebut dan saat ini dapat dilakukan tanpa mendapat hukuman menyebabkan anak beranggapan boleh melakukannya lagi.Â
Menurut Skinner (1971) mengatakan bahwa hukuman yang digunakan untuk menghilangkan terulangnya perilaku yang buruk, berbahaya, atau perilaku yang tidak diinginkan lainnya dengan anggapan bahwa seseorang yang dihukum akan berkurang untuk mengulangi  perilaku yang sama. Tetapi, persoalannya tidak semudah itu. Imbalan dan hukuman tidak berbeda halnya dalam arah perubahan yang ditimbulkannya. Seseorang yang dipenjara karena melakukan kekerasan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kekerasan lagi. Perbuatan yang menyebabkan hukuman tadi kemungkinan akan muncul kembali setelah hukuman dicabut atau selesai. (h.61-62) Terlihat bahwa hukuman hanya akan menekankan perilaku, dan saat hukuman itu dicabut atau dihilangkan, maka perilakunya akan kembali seperti semula. Jadi, hukuman yang kelihatannya berhasil merubah perilaku anak tidak menutup kemungkinan hanya memberikan efek sementara.Â
Bagaimana cara memberikan punishment dengan tepat?
Dalam hal ini, sebelum kitamemberikan punishment pada anak. Sebaiknya harus dengan memperhatikan syarat syarat dibawah ini:
1. Punishment harus sesuai dengan kesalahan anak, tidak boleh berlebihan dalam memberikan hukuman pada  anak.Â
2. Punishment yang diberikan harus adil, kita tidak boleh memihak antara salah satu anak dengan anak yang lain. Misalnya, ketika adik dan kakak berebut mainan yang menyebabkan salah satunya menangis.Â
3. Punishment yang diberikan harus bertujuan agar anak mengerti penyebab ia dihukum dan maksud dari hukuman ayng diberikan padanya.Â
4. Ketika memberikan hukuman harus dala keadaan tenang. Maksdunya, anak sedang tidak dalam keadaan emosi agar anak tidak berpikir negatif dan membenci kita.Â
5. Punishment harus diakhiri dengan memberi maaf. Apabila anak telah menyelesaikan hukumannya kita harus memberikan maaf dan tidak akan mengungkitnya dikemudian hari.Â
6. Dalam memberikan punishment harus dengna penjelasan, mengapa ia mendapat hukuman. Sehingga mereka tidak akan mengulanginya lagi.Â
7. Punishment diberikan ketika itu sebagai jalan terakhir setelah ia mendapat peringatan.Â
Dengan demikian, hukuman adalah pemberian stimulus pada anak sesudah terjadi pelanggaran atau perilaku yang menyimpang agar patuh dan taat terhadap semua aturan atau norma yang sudah ada. Akan tetapi, hukuman bisa memberikan efek atau dampak yang negatif  bahkan seorang anak bisa mengulangi kesalahan yang sama. Namun, ketika punishment diberikan dengan tepat dan baik dapat menjadi motivasi yang mempengaruhi hasil belajar. Karena pada dasarnya hukuman menjadi efek perubahan tingkah laku anak dan diharapkan dengan punishment anak akan berubah terhadap perilaku yang dilakukannya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H