Jakarta sedang bersolek. Banyak pihak berbagi tugas. Gubernur sedang memaksimalkan inovasi dalam soal Kali Item. Cara dia mengatasi itu mungkin kedengaran konyol; memasang waring untuk menangkal bau air kotor.Â
Tapi, saya mewaca waring lebih kepada "kemauan". Anies Baswedan sedang berusaha mencari formula memenuhi tanggung jawabnya sebagai pejabat publik. Ia "mau" memikirkan bagaimana sebaiknya ruang terbuka disikapi.
Sama seperti Anies, sebenarnya kita juga terikat melakukan sesuatu. Kehidupan kewarganegaraan milik kita bukanlah pilihan bebas. Sementara Gubernur mendalangi Jakarta untuk berbenah, banyak hal yang musti kita pelajari ulang, terutama soal kewajiban warga negara, saling menghargai misalnya. Ndak usah yang ndakik-ndakik, bisa menahan diri untuk tidak meludah di ruang publik saja itu sudah hebat.
Meludah secara ngawur masih menjadi masalah kita bersama. Tentu bukan itu yang ingin kita pertontonkan kepada komunitas internasional yang akan datang besok. Sama seperti Anies yang tidak ingin mempertontonkan minus-minus dari Kali Item.Â
Meski mungkin, diskursus meludah sembarangan bisa digolongkan aspek pinggiran, saya rasa soal itu tetap lebih besar daripada perkara infrastruktur. Meludah bisa menggerogoti stereotip baik yang melekati kita warga negara Indonesia, dan kita seharusnya tidak bersikap acuiihh tak acuihh dengan itu ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H