Tinggal masyarakatnya sendiri mampu melihat celah positif yang ada dalam anak jalanan, bukan malah mendiskriminasi. Jika sebagian masyarakat masih mendiskriminasi terhadap anak jalanan, hal semacam itu tidak merubah apapun terhadap anak jalanan, anak jalanan hanya stuck. Sampai kapan hal semacam ini terus berlangsung?
Tulisan ini sedikit banyak membantu unutk memberikan pandangan baru dalam memandang keberadaan anak jalanan. Pembaca yang mayoritas masyarakat umum, seharusnya lebih lunak dalam membuka pikiran.Â
Kenali anak jalanan, toh mereka menjadi anak jalanan pasti memiliki alasan, entah karena kondisi ekonomi, background keluarga yang broken home atau faktor lain yang menyebabkan mereka memilih hidup sebagai anak jalanan.Â
Masyarakat harus lebih peka unutk mengenali, anak jalanan sendiri tidak membutuhkan belas kasihan ataupun sumbangan finansial, mereka hanya butuh legitimasi dari masyarakat agar diterima.
***
Masyarakat menuntut kenyamanan demi mengamini harapan yang mereka emban
Konotasi harapan pudar melalui sudut pandang
Akankah mereka terus demikian dengan mengatasnamakan kenyamanan
Anak jalanan mengekspresikan kebebasan
Mencuri kudapan dari pasar
Bukan karena sekedar mereka lapar, namun untuk mencuri perhatian