Salah satu penghuni kehilangan 1 KG telur omega yang disimpan di kulkas bersama. Setelah ditelusuri, kecurigaan mengarah ke Bill, dan bukan tanpa alasan. Satu hari sebelum telur itu diketahui hilang, Bill membuat kue untuk ulang tahunnya, tetapi teman saya yang sedang WFH sama sekali tidak melihat Bill berbelanja bahan-bahan tersebut.Setelah kejadian ini, satu per satu penghuni mulai mengungkap kejanggalan lain yang mereka alami selama hidup bersama Bill.
Menguak Identitas Asli Bill
Kami akhirnya berdiskusi di sebuah warung kopi tak jauh dari kosan. Salah satu penghuni yang kamarnya berada di sebelah kamar Bill mengatakan bahwa ia pernah melihat komentar di akun Facebook Bill, di mana orang lain memanggilnya dengan nama berbeda.Rasa curiga semakin bertambah karena Bill tidak pernah mengunggah foto keluarganya---padahal ia mengaku sudah menikah dan punya anak. Dia juga tidak pernah membagikan foto atau cerita tentang kehidupannya di Malaysia, padahal ia sangat aktif di media sosial.
Saat saya mulai scroll jauh ke postingan lama di Facebook-nya, titik terang mulai muncul. Nama aslinya bukan Bill, tetapi Didi. Dia mengaku berusia 40 tahun, tetapi faktanya, pada tahun 2011, dia masih bersekolah di MTS (setara SMP).
Lebih mengejutkan lagi, dia mengaku mualaf, padahal sejak kecil ia bersekolah di pesantren.
Yang paling membuat kami geram, karena dia seorang agen asuransi, saya dan beberapa penghuni sempat memberikan foto KTP karena berminat bergabung dalam asuransi yang ia tawarkan.
Konfrontasi dan Akhir dari Drama Kosan
Kami akhirnya memutuskan untuk bermusyawarah langsung dengan Bill, karena kami tidak ingin kebohongan ini merugikan lebih banyak orang.Namun, meskipun kami telah menunjukkan bukti-bukti konkret, Bill tetap bersikeras mempertahankan kebohongannya. Ia mengaku berada di MTS Sukabumi karena sedang kunjungan ke yayasan orang tuanya. Dia juga tetap mengklaim sebagai alumni Universitas Putra Malaysia, meskipun ada bukti bahwa ia sebenarnya lulusan Unisa Palu, yang terkonfirmasi di PPDIKTI.
Karena diskusi ini berlangsung hingga malam dan situasi semakin panas, kami akhirnya memilih untuk tidak memperpanjang konfrontasi, tetapi cukup mengetahui kebenarannya.
Namun, satu bulan setelah musyawarah, fakta mengejutkan terungkap.
Bill ternyata menunggak uang kos selama 4 bulan, dan selama ia aktif di U*BG, ia tidak pernah pulang ke kosan. Sampai akhirnya, barang-barangnya dikeluarkan oleh pemilik kos, dan ia kabur tanpa jejak. Kontaknya tidak aktif, akun media sosialnya juga hilang.
Yang lebih mengejutkan, saat kamar Bill dibersihkan, penjaga kos menemukan selembar kertas berisi daftar nama, salah satunya nama saya dan kawan-kawan penghuni kosan.Beberapa hari kemudian, seorang teman mengirimi saya link thread di X (Twitter) tentang kegagalan event U*BG, yang diwarnai kecurangan panitia. Dalam beberapa unggahan, ada screenshot dan rekaman suara dari grup yang dikirim menggunakan nomor Bill.