Peringatan hari Al-Quds adalah momen untuk menyatukan seluruh umat Islam dunia untuk memberi dukungan kepada Palestina yang bertepatan pada Jum'at terakhir bulan suci Ramadhan. Karena, Palestina adalah negeri terakhir yang disucikan setelah Mekkah dan Madinah, mempertahankannya adalah suatu keharusan. Hari Al-Quds merupakan suatu ide yang dipelopori oleh pendiri republik Islam Iran, Ayatullah Ruhollah Khomeini (Imam Khomeini).
Telah diketahui bersama, Imam Khomeini merupakan seorang ulama dan tokoh revolusi Iran dengan latar belakang Syi'ah. Namun, pembahasan kali ini penulis tidak akan mengulas lebih dalam terkait aliran kepercayaan tersebut. Terlepas dari beragamnya mazhab dalam Islam, menyuarakan dukungan kepada Palestina adalah suatu keharusan, karena manusia memiliki kecenderungan untuk menuntut kebenaran sesuai dengan fitrahnya.
Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dan Mahkamah Internasional telah beberapa kali bersepakat untuk gencatan senjata. Akan tetapi, berkali-kali juga kesepakatan tersebut dilanggar, tidak ada tindakan tegas dan kepastian hukum yang didapat.
Padahal, jika ditelisik dalam piagam PBB telah dijelaskan bahwa "Menjaga perdamaian dan keamanan dunia, mempererat hubungan baik antarnegara berdasarkan kesetaraan hak, mencapai kerja sama internasional dalam menyelesaikan masalah internasional seperti ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan, menjadi pusat kegiatan bangsa-bangsa untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan". Beberapa negara yang mengecam tindakan Israel dalam forum Internasional PBB, justru tidak mendapatkan titik temu dan sangat terlihat jelas anomali yang dilakukan.
Bulan Ramadhan yang semestinya menjadi kebahagiaan bagi seluruh umat Islam di dunia. Tetapi bagi mereka di Palestina, justru dihadapi dengan ketegangan karena setiap menitnya selalu ada korban jiwa. Tentunya, tindakan yang dilakukan oleh para zionis sudah termasuk dalam genosida, karena membantai rakyat Palestina dari seluruh golongan dan telah melanggar ketentuan yang berlaku.
Olehnya itu, perlu sekiranya merefleksikan kembali konflik kemanusiaan. Selama perjuangan membela Palestina diselimuti oleh ego mazhab, maka kemerdekaan hanya akan menjadi sebuah utopia (khayalan).
Jangan ancam kami dengan kelaparan, karena kami putra Ramadhan. Jangan ancam kami dengan kematian, karena kami putra Muharram" (Imam Khomeini).
Semoga para syuhada ditempatkan disisinya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H