Mohon tunggu...
Anang Syaifulloh
Anang Syaifulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Pribadi

Pengagum Bapak Soekarno, namun untuk masalah wanita belum seahli beliau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Sebagian Orang Indonesia Tidak Paham Matematika Dasar

8 Maret 2021   14:04 Diperbarui: 8 Maret 2021   14:33 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by George Becker from Pexels

Pelajaran yang banyak dibenci dan dihindari oleh kebanyakan siswa waktu SD tentu saja matematika. Coba tanyakan ke beberapa temanmu SD dulu, kebanyakan akan jawab yang sama. Siswa SD jaman sekarang sepertinya juga masih menganggap pelajaran tersebut adalah momok terbesar.

Entah ini akibat guru yang kurang bisa mengenalkan matematika sejak dini atau orang tua yang sering memberi tekanan pada anaknya untuk pandai matematika tanpa mengenalkan asiknya pelajaran satu ini. Saking absurdnya dan takutnya anak-anak pada pelajaran ini, ada sebuah ungkapan ini 'Waktu pelajaran Bahasa Indonesia disuruh ngarang malah mikir, eh waktu disuruh mikir Matematika malah ngarang'

Pelajaran matematika selalu digambarkan sebagai hal yang menakutkan. Siswa tertekan. Mereka mau tidak mau menghapal rumus dan tidak paham konsepnya. Rumus yang mereka hapal hanya berguna menyelesaikan soal yang mereka kenal. Kalau tidak? mereka bingung karena tidak paham konsepnya.

Kata Mbah Sujiwo Tejo, matematika itu tentang pola. Beliau juga menyebut matematika sebagai sebuah bahasa. Bahasa harus dipahami oleh orang yang bicara juga kepada lawan bicara. Pola-pola bahasa ini yang selayaknya bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Cukup matematika dasar saja. Tidak perlu matematika tingkat perguruan tinggi.

Sebagian orang yang masa kecilnya takut dan tidak terlalu mengenal matematika akan bingung dan kesulitan ketika menghadapi atau memahami sebuah pola masalah. Mengenai penerapan matematika dasar dalam kehidupan sehari-hari, saya memiliki beberapa cerita.

Saya beberapa kali menghadapi klien yang tidak paham tentang matematika dasar. Tapi untung saja mereka masih paham tentang keuangan hehe. Mengenai konsep bangun datar dan ruang saja kadang ada yang bingung. Misal dalam bangun ruang masih bingung menentukan mana sisi panjang, lebar maupun tinggi. 

Kebanyakan masih tertukar antara sisi panjang dan lebar. Mengenai furniture, kadang ada yang menyebut kedalaman sebagai kata lain dari lebar. 

Menurut saya masih oke lah. Bisa dipahami. Tapi saya pernah menemui klien yang nyebut gini 'mas ini lebarnya 200 cm kedalamannya 50 cm aja ya'. Saya kadang berseru aja dalam hati. Masih mencoba memahami soalnya kalau keras-keras nanti klien jadi pergi hehe

Ada lagi yang lebih absurd. Mengenai bangun datar. Misal sebut saja tapak tanah berbentuk persegi panjang. Kemudian tertera dua angka yaitu angka 6 m dan 12 m. Kadang masih ada yang tanya '6 m ini sisi yang mana ya?'. Matematika SD tentu saja mengajarkan kalau persegi panjang itu terdiri dari 4 sisi yaitu dua sisi pendek yang disebut lebar dan dua sisi lebih panjang yang panjang . Tentu saja sisi pendek itu 6 m sebagai lebar dan sisi 12 sebagai  panjang.

Mengenai hitungan dasar hitung (tambah, kurang, bagi, kali) saya juga menemui hal yang sama. Kali ini terjadi ketika survey ke salah satu vendor gorden. Sebelumnya sudah saya kontak via WA dan ngasih harga sekian. Tapi penjelasannya masih membingungkan. Akhirnya saya putuskan untuk menemui di rukonya. Dia menghitung kembali. Agak lama. Setelah ngasih hitungan jadi kaget. Hasilnya beda jauh sama yang dikasih di WA. 

Akhirnya dia tanya ke petugas yang lebih senior. Mereka akhirnya hitung bareng sambil saling tanya jawab. Saya menunggu lebih lama lagi. Hasil telah keluar. Benar saja ada selisih yang lumayan dalam perhitungan awal. Hampir dua jam saya menunggu estimasi ini keluar. Hitungan yang harusnya bisa selesai dalam waktu 5-10 menit itu bisa menghabiskan waktu yang berpuluh-puluh kali lipat. Untung waktu itu lagi sepi, coba kalau sedang ramai. Apa tidak pusing mereka?

Matematika harus dikenalkan lagi agar lebih banyak orang yang sadar tentang kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika bukanlah itu yang mengawang-awang yang ada dalam tahap teori. Jangan hanya hapal rumus tanpa tahu  konsepnya. Selain membuang waktu dan bakalan lupa,  hapal aja tidak akan memberi manfaat di kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun