Mohon tunggu...
Anang Syaifulloh
Anang Syaifulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Pribadi

Pengagum Bapak Soekarno, namun untuk masalah wanita belum seahli beliau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Arsitektur dan Bagaimana Pandemi Mempengaruhinya

10 Desember 2020   14:26 Diperbarui: 11 Desember 2020   09:49 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paimio Sanatorium di Polandia (www.moritzbernoully.com/Flickr)

Seperti pemilihan desain dan material porselin kamar mandi yang dibuat bulat agar mudah dibersihkan. Material seperti karpet dan kayu seperti pada tahun 1880 dihindari karena menjadi sarang kelembaban dan sulit dibersihkan.

Rumah Sakit dan Sanatorium

Penemuan Robert Koch pada basil tuberkolosis pada tahun 1882 memberi gambaran baru pada desain rumah sakit. Kunci pasien untuk sembuh adalah ruangan dengan udara segar, cahaya alami cukup dan tempat tidur yang kering dan nyaman. Standar baru muncul dengan mempertimbangkan kriteria aspek udara, cahaya dan kering. Ventilasi harus didesain agar semua ruangan mendapat akses cahaya dan udara segar.

Desain dan kontruksi kemudian berkembang ke arah arsitektur modern. Elemen arsitektur seperti atap datar, balkon dan cat yang putih dan bersih berkembang ke seluruh Eropa. Atap datar digunakan oleh pasien untuk berjemur, sedangkan warna cat putih untuk memberi kesan bersih. Inilah yang menjadikan rumah sakit kebanyakan berwarna putih.

Pada tahun 1925, Le Corbusier menggagas sebuah konsep kota ‘Radiant City’ yang salah satu cirinya adalah bangunan bersih dari ornamen. Sehingga Tidak ada sudut kotor dan elemen fasad yang tidak ada gunanya. 

Salah satu rancangan Corbusier yang terkenal dengan konsep ini adalah Villa Savoye di Prancis. Pemilihan warna didominasi warna putih dengan tidak ada tonjolan kolom dalam fasadnya, sehingga mudah dibersihkan. Selain itu jendela dibuat horizontal supaya semua ruangan dapat memperoleh cahaya matahari. Pemikiran Corbusier ini akhirnya banyak diamini oleh arsitek-arsitek lain, sehingga desain arsitektur modern ini berkembang semakin luas.

Paimio Sanatorium di Polandia menjadi contoh sanatorium modern pada tahun 1932. Tempat dengan tujuh lantai ini memiliki balkon di setiap ujung sayap. Pasien memiliki kemudahan untuk mengakses termpat tersebut. Dengan adanya balkon ini, para pasien bisa menikmati udara segar dan cahaya matahari yang menyehatkan.

Alvar Aalto, arsitek bangunan ini tidak hanya mendesain sebatas fasad bangunan dan pembagian denahnya. Dia juga mendesain furnitur di dalamnya. Kursi multipleks didesain agar permukaannya mudah dibersihkan. Wastafel didesain dengan sedikit suara guna mencegah suara yang dihasilkan mengganggu pasien lain. Percikan air juga diminimalisir agar tidak ada kuman atau virus yang menyebar ke tempat lain.

Paimio Sanatorium di Polandia (www.moritzbernoully.com/Flickr)
Paimio Sanatorium di Polandia (www.moritzbernoully.com/Flickr)
Aalto juga menerapkan prinsip arsitektur modern dengan memisahkan konsentrasi antara sayap ruang pasien dengan sayap ruang sosial. Selain itu, bangunan ini terletak di tengah hutan dengan balkon dan jendela besar yang memudahkan pasien untuk menikmati alam yang masih lestari, seakan-akan suasana alam luar terbawa ke dalam ruangan pasien. Desain bangunan seperti ini menunjukkan respon yang baik pada sisi sosial, tapak, dan iklim.

Tempat Tinggal Anti Wabah

Musim wabah Covid-19 ini akhirnya mengidamkan rumah yang sehat untuk mencegah virus berkembang, sekaligus dapat digunakan untuk tempat isolasi apabila terkena virus ini. Lovell Health House di Los Angeles dapat dijadikan referensi. Rumah ini terletak di lereng bukit dengan warna putih berkilau. Kontras dengan warna hijau di sekitar bukit, tetapi masih tetap harmoni. Jendela yang tinggi memasukkan cahaya dan udara yang cukup ke dalam rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun