Tentunya ini adalah sebuah peluang. Siapa yang tidak ingin mendapat dukungan dari masyarakat yang mengagumi seorang ulama? Dan ternyata ulama tersebut berada satu barisan dengannya. Inilah alasan video dukungan ulama selalu viral.
UAS dan UAH akan membawa pengagumnya yang sebagian besar adalah anak muda dan kalangan perkotaan untuk merapat ke kubu Prabowo. Sedangkan Habib Lutfi dan Mbah Maimun akan memantapkan santri dan masyarakat tradisional untuk tetap percaya kepada Jokowi. Meskipun nantinya aka nada anomali pada teori di atas.
Santri dan masyarakat tradisional sangat patuh dan dekat dengan kyai panutan. Terbukti di Madura ketokohan Fuad Amin mampu membawa dia menjadi bupati bangkalan dalam kurun waktu 2003-2013. Tetapi Pilgub Jatim 2018 kemarin menjadi anomali. Gus Ipul yang di dukung oleh sebagian besar pondok pesantren akhirnya harus mengakui keunggulan Khofifah. Dukungan Ulama bukanlah segalanya.
Dukungan ulama hanya memperbesar peluang. Mengenai peluang ada kesamaan antara Khofifah dan Prabowo. Khofifah akhirnya menjadi Gubernur Jatim setelah mencobanya tiga kali. Apakah Prabowo akan merasakan hal yang sama setelah mencoba tiga kali?
Ada pesan bagi kedua kubu yang merasa kemenangan ada di depan mata karena dukungan ulama mereka. Apalagi sambil merendahkan kubu lain yang tidak didukung ulama  tersebut. Ingat sebuah pesan hikmah :
"Meskipun seluruh dunia mendoakan kamu agar mendapatkan yang kamu inginkan tapi Allah tidak berkehendak, maka kamu tidak akan mendapatkan hal tersebut. Sebaliknya, meskipun seluruh dunia mendoakan kamu agar kamu gagal menggapai sebuah hal tetapi Allah berkehendak mengabulkan, maka kamu akan mendapat hal tersebut"
Dukungan ulama adalah doa. Jangan dipolitisasi untuk merendahkan kubu lain. Siapapun pilihanmu karena mengikuti ulama yang kamu kagumi dan ikuti, pilihlah dengan niat takdhim dan berharap berkah dari ulama tersebut. Tanpa ada niat untuk merendahkan ulama kubu lain. Insya Allah berkah
Selamat memilih 17 April nanti !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H