Mohon tunggu...
Anang Syaifulloh
Anang Syaifulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Pribadi

Pengagum Bapak Soekarno, namun untuk masalah wanita belum seahli beliau

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

3 Cara Hindari Anak Berkacamata dengan Tata Ruang Lingkungan Anda

5 April 2019   12:30 Diperbarui: 6 April 2019   07:26 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak sesuai kodratnya adalah masa bermain. Bermain gawai akan menyita waktu mereka mengenal lingkungan sekitar. Permainan di gawai tidak melatih otot motoric anak secara siknifikan.

Beda dengan kegiatan lari-lari dan bermain pasir. Taman dalam rumah dengan ukuran 2x2 meter cukup untuk menyediakan kebutuhan ini. Anak dapat bermain dengan dunia mereka. Tutupi taman dengan rumput jangan lupa beri bagian untuk pasir dan tanah untuk kreasi anak.

Orang tua harus aktif mengajak anak untuk bermain dalam rumah atau kalau sempat bisa memperkenalkan dengan anak-anak di lingkungan sekitar. Selain belajar sosial, anak akan mengenal lebih luas lingkungan sekitar.

Ruang hijau dalam rumah juga membantu kalian orang tua untuk sedikit melepas mata Lelah akibat terlalu lama memandang gawai karena urusan pekerjaan. Kalian bisa mengikuti cara yang dikenal dengan nama "aturan 20-20-20" yaitu luangkanlah waktu selama 20 detik setiap 20 menit sekali untuk melihat sesuatu yang berjarak 20 kaki (enam meter).

dekoruma.com
dekoruma.com
Taman Terbuka di Setiap RW atau Perumahan 

Akhir-akhir ini taman tematik semakin marak. Kebutuhan public space semakin dirasakan oleh warga. Mereka menginginkan ruang Bersama untuk rekreasi, bermain dan belajar. Seperti yang pernah dikonsepkan oleh Pemkot Bandung yang mencanangkan satu RW satu taman. Rencananya tahun ini Pemkot akan membangun 20 taman lagi. Tentu saja target satu taman tiap RW belum tercapai, tetapi setidaknya warga sudah mendapat fasilitas gratis untuk bersosialisasi.

Orang tua dapat mengajak anaknya untuk bermain di taman dekat rumah. Proses berkenalan dengan elemen lingkungan dapat menghindari ketergantungan anak pada gawai sehingga mereka melupakan permainan virtualnya. Permainan dunia nyata lebih mengasikkan karena dapat melatih interaksi anak dengan sesama anak maupun dengan orang dewasa.

Pandangan gawai dapat menjadi satu-satunya cara untuk mendidik anak patut diperbaiki. Bagaimanapun anak akan bergaul dengan dunia nyata bukan hanya di lingkungan virtualnya. Anak tidak berkaca mata, anak bahagia dengan kehidupan nyata.

pexel.com
pexel.com
Sumber : satu, dua, tiga, empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun