Mohon tunggu...
Anang Syaifulloh
Anang Syaifulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Pribadi

Pengagum Bapak Soekarno, namun untuk masalah wanita belum seahli beliau

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

3 Musim Ketika Liverpool Hampir Juara Liga Inggris

10 Maret 2019   16:30 Diperbarui: 10 Maret 2019   17:18 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liga Premier 18/19

Musim ini mereka awali dengan baik. Penampilan konsisten membawa mereka bersaing ketat dengan City dan Chelsea di 3 besar sampai pekan ke-10. Pada pekan ke 16 mereka berhasil memuncaki klasmen setelah menang 4-0 melawan Bournemouth. Liverpool tetap konsisten dan menjadi juara di paruh musim dengan selisih 6 poin dari peringkat 2, Tottenham.

Kembali rentetan hasil kurang bagus dialami Liverpool di awal paruh kedua. Pekan ke-24 dan 25 mereka harus puas bermain imbang dengan Leicester dan West Ham. Jarak poin mengecil menjadi 3 poin dari peringkat dua, City.

Hasil imbang kembali diraih ketika berhadapan dengan MU dan Everton. Lini serang mereka yang biasanya garang dan efektif harus puas bermain imbang melawan kedua tim ini. Imbang lawan MU semakin mengecilkan jarak mereka dengan City dengan 1 poin dan akhirnya rela diambil tahta puncak sementara oleh City setelah hasil imbangnya melawan Everton.

Sembilan Gameweek ke depan akan menjadi penentuan apakah mereka akan mentok di raihan 18 gelar atau mengakhiri kutukan Liga Premier dan menjadi juara pertama kalinya.

Liverpool masih harus menghadapi Spurs dan Chelsea, sedangkan City juga harus menghadapi MU dan Spurs. Secara rata-rata peringkat lawan di sisa gameweek musim ini, lawan yang dihadapi Liverpool adalah 13,33. Lebih rendah dari City dengan 11,89 nya. Patut diingat, Chelsea adalah klub yang menggagalkan mereka juara di musim 13/14.

Jangan sampai mereka terpeleset seperti akhir musim 13/14 dan harus mengakhiri musim dengan merana atau lebih parah akan kehilangan pemain lagi setelah gagal juara seperti yang mereka rasakan ketika kehilangan Luis Suarez.

Liverpool sepertinya selalu kehabisan energi di bulan Januari-Februari atau awal paruh musim kedua. Musim 96/97 hasil buruk ketika pekan 26 dan 27. Musim 08/09 hasil buruk dimulai tepat ketika awal paruh kedua yaitu pekan 21 sampai 25. Musim ini mereka mengulanginya lagi di pekan 24 dan 25. Hal yang harus diperbaiki di musim selanjutnya.

Patut dinanti apakah next year is our year hanya menjadi lelucon atau bakal menemui hasil manis di musim ini?

Sumber statistik : transfermarkt.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun